-->

Rahasia Salinem by Brilliant Yotenaga & Wisnu Suryaning Adji



 Ebook, Ipusnas 390 pages

Published April 2, 2018 by Storial.Co

Rating 4/5

Sebenarnya saya membaca buku ini sebagai buku kedua setelah Juru Tato dari Auschwitz. Tapi karena semakin ke tengah ceritanya cenderung ke romance, alih-alih cerita tentang holocaust, maka saya membagi bacaan saya dengan Rahasia Salinem ini. eh, malah novel ini kelar duluan hahaha...

Novel ini sempat rame beberapa bulan lalu, atau tahun ya, dan bahkan sempat pdf nya dibagikan oleh penulisnya langsung. Saya sempat menyimpannya sih, dan kemudian terlupa :D

Cerita Rahasia Salinem ini mengambil setting waktu maju mundur antara tahun 1923 ke 2013. Cerita diawali dengan seorang ayah yang montang manting bekerja sebagai kusir kuda keluarga bangsawan, sementara anak perempuan semata wayangnya ia titipkan ke adik iparnya. Si anak inilah yang nantinya menjadi bahan diskusi nan panjang sepanjang novel. Dialah Salinem. Salinem kecil menjalani kehidupan kecilnya secara berpindah, bukan karena bapaknya yang bekerja berpindah pindah, melainkan si pengasuh yang berpindah. Dari Daliyem, si adik ipar bapaknya, kemudian ke seorang ibu di pasar yang punya anak laki-laki yang sayang pada Salinem, dan kemudian berpindah ke rumah Soeratmi, anak bangsawan dimana si bapak mengabdi.

Dari sini cerita Salinem dimulai. Dari kanak-kanak, remaja hingga dewasa, dia berada di lingkungan bangsawan, bukan sebagai abdi dalem melainkan sebagai sahabat dari Kartinah, sahabat Soeratmi. Berpuluh tahun ia habiskan hidupnya bersama Kartinah dan keluarga, hingga akhirnya hayatnya.

Ketika Salinem tiada, cerita tentang dirinya justru dimulai. Tyo, salah satu cucunya, sempat kaget ketika mendengar bahwa Salinem atau Mbah Nem adalah bukan eyang kandungnya. Dia tak lebih seperti abdi dalem bagi keluarga bangsawan. Tapi karena perannya di keluarga tersebut yang begitu besar, Tyo menjadi sangat penasaran mengulik masa lalu Mbah Nem. Keinginan terbesarnya adalah mencantumkan nama Mbah Nem di silsilah pohon keluarganya. Tapi apa itu mungkin? Jika bisa, Mbah Nem akan ditulis dimana dan sebagai apa?

Perjalanan Tyo dalam pencarian tentang jati diri dan masa lalu Mbah Nem dimulai dari rumah dimana Mbah Nem dan keluarga ayahnya dulu tinggal. Tak cukup dengan itu, beberapa sosok yang tadinya antah berantah menjadi berperan penting karena di masa lalu, Mbah Nem pernah bersinggungan dengan mereka. Rasa penasaran Tyo akan cita rasa bumbu pecel racikan Mbah Nem secara tidak langsung membawanya ke sosok Mbah Nem di masa lalu.

Mbah Nem tumbuh di jaman 
Indonesia sedang menghadapi penjajah Belanda, kemudian berganti Jepang, dan naik turunnya politik di masa itu. Ekonomi yang labil serta kondisi politik yang tak menentu tak membuat Mbah Nem meninggalkan keluarga yang ia cintai. Rasa tabah dan bertanggung jawab inilah yang sukar ditemui di banyak orang, baik di masa lalu atau masa sekarang. Mbah Nem seperti sosok yang pantang mundur menghadapi kesulitan apapun. Hati saya ikut mencelus ketika si kekasih hati harus gugur. Tapi karena kisah ini mengambil setting waktu maju mundur, sedikit banyak saya sudah memprediksi kisah romans Mbah Nem ini akan seperti apa. Yang saya salut adalah sifatnya yang optimis, selalu melihat sisi positif dari satu kejadian, hingga sifat berserah dirinya pada Tuhannya yang begitu besar. Sebisa mungkin ia akan membujuk siapa saja yang sedang susah, tanpa memedulikan suasana hatinya sendiri. Adegan ini, mau tidak mau membuat saya teringat satu adegan di film Life is Beautiful nya Roberto Benigni di tahun 1997. Kalo kalian belum nonton film ini, sekedar spoiler ya, seorang ayah Yahudi tertangkap tentara Nazi, bersama anaknya di kamp konsentrasi, si ayah membuat suasana penjara menjadi menyenangkan di mata si anak. Padahal, tau sendiri kan penjara Nazi itu seperti apa sadisnya. Mbah Nem, tak pernah mengatakan bahwa keluarga mereka sedang dalam kondisi sulit pada anak-anak Kartinah yang ia asuh sejak tahun 1947. Ia tetap mengajak main perang-perangan, nembang dengan suaranya yang merdu, serta menyulap pekerjaan menjadi arena bermain anak-anak.

Secara keseluruhan, saya senang akhirnya berkesempatan membaca Rahasia Salinem yang berbalut sejarah kelam Indonesia ini. Ada beberapa bagian yang sebetulnya kurang penting dimasukkan dalam cerita (tapi saya lupa bagian mana :D, di bagian ini saya sempat skip skip bacanya). Sosok Salinem sedikit banyak mengingatkan pada ibu saya, dari rasa penyayangnya, masakan yang enak-enak, dan tentu ketegarannya. Aaahh... Jadi kangen ibu saya. :')

NB: Karena Tyo yang penasaran dengan bumbu pecel racikan Mbah Nem, saya jadi ikutan pengen makan pecel dong hihihi... 

0 Response to "Rahasia Salinem by Brilliant Yotenaga & Wisnu Suryaning Adji"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel