Aku, Meps dan Beps by Soca Sobitha & Reda Gaudiamo
Paperback 89 pages
Illustrator: Cecillia Hidayat
Published Desember 2016 by Post Press
Rating: 5/5
Entah berapa kali buku ini lewat di timeline goodreads saya, dan rating rata-rata lebih dari 3, bahkan 4 atau sempurna. Melihat nama penulisnya, saya sempat berpikir ini adalah novel terjemahan dari negara mana. Lihat saja nama Gaudiamo, mirip dengan Gulliermo atau bintang film dari Latin sana. Tapi ternyata saya salah. Ini adalah novel anak-anak lokal yang ditulis dari kacamata anak-anak.
Saya iseng membeli buku ini dari tetangga saya yang seorang dokter gigi. Satu hari saya melihat status WA. Tumben sekali dokter satu ini bikin status, dan yang bikin saya girang adalah saya bisa melihat statusnya. Itu berarti nomor saya disimpan. Tsaaahhh... Apa istimewanya nomor kita disimpan dokter? Well, saya memang pernah jadi pasien di klinik giginya, 2 kali periksa dan setelah gigi saya ngga sakit lagi, bye bye dentist 😅
Okay kembali ke buku. Saya sering sekali membaca buku anak-anak, baik lokal atau terjemahan. Tapi saya jarang cocok dengan kosa kata yang digunakan di dalam bukunya. Jika buku itu terjemahan tapi bergenre sedikit fantasy, biasanya kosa kata yang digunakan agak sulit untuk saya bacakan untuk keponakan saya yang masih duduk di bangku SD kelas 2. Bahkan buku-buku dongeng dari negara-negara, sering kali menggunakan kosa kata yang kurang efektif untuk anak. Ketika membacakan, sering saya harus berhenti untuk menjelaskan maksud kata ini dan itu.
Dan saya pun takjub dengan buku tipis ini. Begitu saya buka bungkusnya, saya langsung menawarkan keponakan saya untuk membaca. Sayang, saya pikir ini adalah buku penuh ilustrasi hingga akan mudah keponakan saya membaca sendiri. Melihat deretan huruf yang banyak, tentu dia ogah-ogahan membaca. Saya pun menawarkan untuk membacakan lantang padanya. Dan disini lah saya merasa takjub! 😍
Coba saya tulis sedikit kalimat di halaman awal ya...
Oya, rambut Beps panjang. Kalau Meps sedang santai, dia suka kepang rambut Beps. Aku diajari Meps mengepang rambut, pakai rambutnya Beps. KataMeps, rambut Beps bagus, hitam, tebal, dan berombak. Aku pernah tanya kenapa Meps tidak mau rambutnya dipanjangkan seperti Beps. Katanya, kalau dibiarkan tumbuh, rambutnya akan kaku seperti sapu ijuk. Lalu warnanya tidak bisa hitam seperti Beps.
Nah, kosa katanya sederhana sekali bukan? Saya bahkan bisa menirukan gaya ngomong si aku disini layaknya anak-anak bercerita pada temannya. Kebetulan, semalam (malam sebelum saya menulis review ini), saya sempat membacakan satu dongeng tentang Kancil yang saya unduh di Ipusnas. Meski menggunakan kalimat sederhana juga, tapi sesekali terselip beberapa kosa kata yang mungkin kurang dipahami anak-anak, seperti termenung, terkesiap, lapang dada, dan beberapa kosa kata lainnya. Sebagai gantinya saya menggantinya dengan kata yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami.
Semakin ke belakang saya membaca novel ini, saya semakin suka dengan cerita-cerita yang ada. Kisah-kisah para sahabat si Aku, seperti Nyamuka dan Nyamuki, Semuta dan Semuti, hingga hewan peliharaan yang hobi menggigit seperti anjing Doyan, belum lagi Kue Ceki yang ia ciptakan dari bentuk cecak kecil yang sering ia perhatikan. Sedikit menjijikkan tapi kocak sekali. Tak jarang saya membacakan sambil ketawa ngakak. keponakan saya terlihat menikmati juga meski sebenarnya jangka konsentrasi lumayan pendek. saya nya aja yang terlalu bersemangat membacakan hahahaha...
Overall, saya pengen mengoleksi semua seri ini, tentu jika ada duit. Meski terbilang tipis, tapi ternyata cukup mahal buat kantong saya yang pas-pasan ini.
0 Response to "Aku, Meps dan Beps by Soca Sobitha & Reda Gaudiamo"
Post a Comment