-->

Kastil Es dan Air Mancur yang Berdansa by Prisca Primasari

 


Ebook play book 303 pages

Published 2012 by Gagas Media

Rating 3/5

Sudah lama saya pengen baca novel ini mengingat saya memang suka dengan gaya bercerita si penulis. Akhirnya kesampaian juga 😉. Tapi ternyata ekspektasi saya, atau after effect baca novel Prisca ini mulai berubah setelah jeda sekian lama. Saya akui bahwa mbak Prisca ini sangat mahir dalam bercerita, membungkus kisah romansa dalam nuansa sedikit kelam tapi manis. Musim salju yang menjadi latar belakang cerita justru memberi nuansa hangat bagi pembaca. Sayangnya, dengan setting Henfleur, Perancis, dengan nama para karakter yang terdengar asing, serta keping-keping sajak dan musik klasik menjadikan novel ini seperti cerita antah berantah, dongeng yang berawal pahit dan berakhir bahagia selamanya. Saya yang mungkin skeptis dengan cerita -cerita bahagia selamanya ini. Tapi yah, cukup nikmat juga mengikuti ceritanya.

Florence, gadis 28 tahunan, lari dari rumah karena ngga mau dijodohkan oleh orangtuanya. Jaman apa ini masih ada perjodohan, pikir Florence. Dia lari kencang hingga membuat tas jebol saking penuhnya barang-barang: novel (Jules Verne), dompet, ponsel, PIRINGAN HITAM, PERALATAN LUKIS, dll. Well, Florence ini rencana mau melarikan diri dari perjodohan dan lari dengan membawa barang-barang macam itu? Dia memang artis sih, tapi masak iya kemana mana bawa barang seperti itu. Apa dia rencana ngga balik ke rumah lagi, atau gimana? Padahal pekerjaan nya jelas-jelas ada di Paris. Hmm...mungkin buat saya yang bukan artist kali ya. 

Vinter, nama yang mengingatkan kita pada musim dingin, pemuda berambut merah kecoklatan dan bermata biru, yang ngga sengaja bertemu Florence dan memberikan tas yang sebenarnya akan menjadi hadiah untuk seseorang. 

Yes, they are destined to meet and fall in love. 

Perjalanan melarikan diri Florence tidak gampang. Dia merasa harus membayar tas yang diberikan Vinter kepadanya secara cuma-cuma. Dia membayar dengan tampil solo di panggung drama mini milik seseorang yang mirip psikopat, bernama Zima. Orang ini bisa minta siapa saja untuk tampil di panggung drama nya, dan bisa mengusir tanpa membayar si artist jika ia tidak puas. Zima sendiri memiliki latar belakang yang membuatnya bertingkah seperti itu.

Florence tampil di panggung Zima, membayar tas yang terlihat murah pada Vinter. Impas? Selesai? Yang ngga dong. Kan cerita romans nya belum mulai 🤭

Mereka menghabiskan waktu bersama di Honfleur, saling menyembuhkan luka hati masing-masing. Jatuh cinta dalam waktu singkat, tapi mereka sadar, ada seseorang di luar mereka berdua yang menunggu mereka. Pria yang akan dijodohkan orangtua Florence, dan wanita yang berhak atas tas yang diberikan pada Florence.

*****

Selama membaca novel ini, saya sudah menduga siapa jodoh yang disiapkan orangtua Florence. Yang (agak) aneh dan ssttttt...ini spoiler, ketika Florence menyebutkan nama keluarganya di pentas drama Annelies, kenapa Vinter tidak menyadari kesamaan nama keluarga Florence dengan sepasang orangtua yang memintanya bertemu putri mereka? Ngga sadar kali ya 🤭

Yang menyelamatkan novel ini (setidaknya bagi saya untuk tetap bisa menikmati hingga akhir) adalah point of view yang diambil dari Vinter. Bagaimana sosok rapuh ini sebelum bertemu Florence, trauma masa lalunya hingga ia memiliki kecenderungan menyakiti diri sendiri, hingga ia bertemu dengan Florence.

Overall, saya cukup menikmati dongeng Florence dan pangerannya di negeri yang buat saya sangat jauh dari bayangan. Bahasa Prancis yang terselip di sana sini, tempat-tempat asing, nama-nama artists baik dari musik klasik dan sajak yang agak asing, salju cantik yang tersebar sepanjang cerita sangat jauh dari bayangan saya yang hari-hari di rumah saja wkwkwkwkwk... 


0 Response to "Kastil Es dan Air Mancur yang Berdansa by Prisca Primasari "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel