-->

Cinderella Teeth by Sakaki Tsukasa

Yang kanan baru mau dibuka bungkusnya 🤭

 Paperback 272 pages

Published October 2015 by Penerbit Haru

Penerjemah: Nurul Maulidia

Rating: 3,5/5

Pernah punya trauma pada dokter gigi? Saya pernah mengalami apa yang dirasakan oleh karakter utama di novel ini. Sebenarnya selain dokter gigi, saya juga punya phobia ke dokter mata. Yah, sebagai anak yang bandel dengan kebiasaan membaca sambil tidur dengan penerangan lampu yang kurang terang di waktu kecil dulu, membuat saya selalu ketakutan dengan dokter mata. Tiap kali lensa diletakkan di hidung saya, dan membaca deretan huruf dengan jarak yang lumayan jauh, membuat saya berkeringat dingin. Dengan perkembangan teknologi saat ini, sebenarnya kita tak perlu lagi takut ke dokter mata, tapi buat saya, trauma itu belum hilang juga. Untuk dokter gigi, beberapa bulan lalu, saya merasakan kesakitan yang amat sangat pada gigi saya, jadi mau ngga mau ya kudu ke dokter gigi. Dengan usia setua ini, masa iya saya mau ketakutan seperti saya kecil dulu? hahaha....

Saki-chan memiliki trauma pada dokter gigi. Di satu musim liburan, dia ingin bekerja paruh waktu untuk mengisi waktu liburannya. Ibunya menawarkan satu pekerjaan paruh waktu untuknya, tanpa ia tahu dimana ia akan bekerja sebagai resepsionis. Hingga ketika akhirnya Saki-chan mendatangi tempat bakal ia bakal bekerja, ia baru tahu bahwa itu adalah klinik gigi. Ketika ia akan mundur, seseorang memanggil namanya. Sang paman yang adalah dokter gigi di tempat tersebut sudah menariknya ke dalam klinik, dan memperkenalkannya pada semua staff disana. 

Mana bisa ia lari? :D

Dengan menekan rasa ketakutannya, Saki-chan berusaha bertahan di tempatnya bekerja. Suara mesin pembersih gigi, dentingan alat-alat kedokteran yang dulu membuatnya ketakutan, harus ia hadapi, setiap hari. Belum lagi berbagai macam pasien yang memiliki karakter yang berbeda-beda membuatnya harus belajar banyak. Dan tanpa terasa, Saki-chan cukup menikmati pekerjaan paruh waktunya. 

Membaca novel ini, saya cukup banyak mengetahui istilah-istilah yang berhubungan dengan kesehatan gigi. Tapi yang nyantol kayaknya hanya doctor shopping, istilah untuk pasien yang suka mencoba-coba dokter di sini dan di sana. Disini ngga enak, pindah kesana. Ah, kalo saya sih, asal gigi saya ngga sakit lagi, sudah cukup hahaha... Sebenarnya ini salah sih, sebaiknya ke dokter gigi ngga cuma waktu gigi sakit saja. Setidaknya enam bulan sekali kita kudu periksa kesehatan gigi. Tapi yah, begitulah :D

Selain istilah kedokteran gigi, ada banyak sekali jenis makanan yang disebutkan. Hahaha... Jadi kayak drama izakaya aja nih. Catatan kaki menjelaskan jenis-jenis makanannya cukup membantu saya yang awam akan masakan Jepang, meski saya banyak nonton dorama Jepang. 

Ngga cuma interaksi antara Saki-chan dan para staffnya saja yang menarik, tapi juga bagaimana Saki-chan ini menghadapi jenis pasien. Menjadi resepsionis ternyata ngga cuma mencatat dan membantu jadwal periksa si pasien, tapi juga membuat rekam medis di luar keluhan rasa sakit di gigi. Kebiasaan seseorang dalam makan, pola hidup ternyata sangat mempengaruhi kesehatan gigi. Yang unik, ada seorang pasien yang menderita kerot, alias gerutukan gigi sewaktu tidur, mempunyai riwayat yang cukup panjang hingga terjadi kerot. Saya pernah tidur dengan seorang teman di sebuah perjalanan, dan dia ini mengalami kerot ketika tidur. Ketika saya komplain, ternyata dia juga komplain saya ngorok ketika tidur. Wakakakakak... 1-1 dong ya 😅😅😅

Yang menjadi masalah buat saya pada novel ini adalah terlalu banyak staff di dalam klinik gigi. Hmmmm... Ngga banyak banget sih, kalo ngga salah sih, ada 2 dokter gigi, dua perawat, 1 tekniker gigi, dan staff resepsionis juga. Total ada 7 kalo ngga salah, tapi entah kenapa, saya cuma memperhatikan Yotsuya san, si tekniker gigi. Meski saya tahu, ada yang namanya gigi palsu, tapi saya ngga mengira kalo ini dibuat oleh tekniker gigi. Dia ini seperti tukang pahat yang membuat gigi palsu, atau geraham palsu, dan sejenisnya untuk pasien yang membutuhkan. Saya pikir yang membuat juga dokter gigi. Well, satu info baru buat saya. Overall, ceritanya menarik sih, tapi saya menyelesaikannya berminggu-minggu 🥲. Padahal ini dulu sempat jadi wish list yang akhirnya kesampaian setelah seorang teman menjual preloved nya 🥲

0 Response to "Cinderella Teeth by Sakaki Tsukasa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel