Misteri Patung Garam by Ruwi Meita
Ebook Play book 287 pages
Published February 24, 2015 by Gagasmedia
Rating 4,5/5
Sudah ada beberapa buku karya penulis Ruwi Meita yang saya baca, dan rata-rata saya suka di hampir semua bukunya. Sebut saja Rumah Lebah, Misteri bilik Korek Api, Belenggu Ilse, Days of Terror, dan Carmine. Dari semua judul itu, semua bergenre thriller sedikit berbau horor untuk beberapa judul. Silakan cek untuk beberapa ulasan yang saya sertakan linknya. Untuk judul yang terakhir saya baca ini sebenarnya juga cukup lama jadi incaran, tapi baru kesampaian membaca saat ini. Keren! Ketegangan yang dibalut sedikit romans dan masalah keluarga.
Pembunuhan berantai terjadi di Surabaya, tempat baru bagi Kiri Lamari, seorang polisi muda yang pernah dengan moncer memecahkan kasus yang mengendap. Kali ini Kiri dihadapkan oleh kasus pembunuhan yang dilakukan oleh psikopat yang begitu terobsesi dengan garam. Seluruh korban dilumuri garam, dibentuk secara artistik dan ditempatkan sesuai dengan profesinya. Korban rata-rata dimumikan terlebih dahulu dengan mengosongkan organ dalam yang memang cepat busuk setelah seseorang meninggal. Kebayang ngga sih, seperti apa proses pembunuhan sadis ini dilakukan?
Rahardian, seorang pelukis dan pematung yang memilki obsesi aneh terhadap garam, menjadi target Kiri dan jajaran polisi. Rahardian ini memiliki masa lalu, yang jika dirunutkan memang pantas menjadi tertuduh utama pembunuhan berantai ini. Tapi tak ada bukti atau alibi yang kuat untuk menyeretnya ke penjara. Petunjuk yang didapat polisi hanya kode symbol yang jika ditulis dalam font normal menjadi IDIS. Menurut kisah yang tertulis di Perjanjian Baru, Idis atau Ado, atau Edith adalah istri Lot (Nabi Luth dalam agama Islam). Ketika negeri Sodom akan dihancurkan oleh Allah, malaikat memerintah Lot untuk melarikan diri dan tidak menoleh ke belakang. Sayang istri Lot, yaitu Idis menoleh ke belakang. Dan karena itu ia dikutuk menjadi patung garam.
Kenes Alida, seorang travel photographer, adalah pacar Kiri yang menyusul sang pacar ke Surabaya. Sebelumnya Kiri dan Kenes sempat memecahkan kasus pembunuhan yang mempertemukan mereka berdua. Sebagai seorang fotografer, Kenes ingin membuat pameran foto yang menunjukkan perjalanan karirnya. Kenes tak tahu jika ia mulai dibuntuti si pembunuh berantai yaitu lelaki beraroma lavendel menjelang pameran tunggalnya.
Selain memburu si pembunuh, dikisahkan juga tentang masa lalu Kiri yang tak memiliki memosri menyenangkan dengan kedua orangtuanya. Si pembunuh ini pun rupanya tak jauh beda dengan Kiri, yang mungkin memiliki trauma masa lalu/ kecil yang membuatnya menjadi psikopat. Tentu saja ada perbedaan antara keduanya yang membuat mereka memilih jalan berbeda ketika dewasa.
Cerita dikisahkan secara runtut dengan bumbu ocehan partner polisi Kiri, Saut, dengan makian ‘kampret rebus’ alih-alih jancuk, makian khas orang Surabaya. Karakter lain yang muncul dan membuat novel ini menjadi sangat Surabaya adalah Ireng, bocah pencope yang ditemukan kiri di pasar. Logatnya yang sering mengatakan ‘kon’ alih-alih kamu atau sampeyan membuat novel ini tidak hanya tergambar di benak tapi juga terdengar layaknya sebuah film.
Secara keseluruhan, saya sangat menikmati novel thriller ini meski saya tetep doyan garam. Kayak apa rasa masakan jika tanpa garam? Hahaha…. Plot twist tentang siapa Rahardian di bagian akhir juga cukup membuat saya terkejut. Saya jadi pengen membaca aksi Kiri Lamari, Kenes Alida ditmabha Ireng, jika ada sekuelnya. #ngarep :D
0 Response to "Misteri Patung Garam by Ruwi Meita"
Post a Comment