-->

(Korean lit) Wizard Bakery by Gu Byeong Mo

 


Paperback 208 pages

Published Desember 15, 2021 by Gramedia Pustaka Utama

Rating 4/5

Entah magic macam apa yang membuat saya tergerak untuk membaca novel ini, tanpa membaca sinopsisnya. Mungkin obrolan sekilas 2 orang teman saya di grup yang membuat saya membaca novel ini. Makanan, coklat dan sihir. Waw, siapa yang ngga pengen mencicipi? Awal membaca, entah mengapa, saya selalu sukses tertidur di halaman pertama atau kedua yang sedang saya baca. Jadilah buku ini sebagai pengantar tidur saya tiap malam hahaha...

Nah, apakah ceritanya semanis coklat dan seindah sihir? Ternyata ngga sama sekali. SAMA SEKALI! Di halaman sekitar 20an, saya mulai penasaran dan mencari sinopsisnya, dan saya sempat gentar untuk melanjutkan, saking pahitnya kisah ini. Tapi pengalaman membaca dan menonton kisah pahit dari Jlit atau Jmovie, rasanya pantang buat saya mundur dari Korean lit ini. Biasanya Korea itu selalu ada manis-manisnya meski dibilang orang pahit. Lanjut ah...

Cerita dimulai dari seorang anak laki-laki usia 16 tahun lari dari rumahnya. Sebuah tragedi memalukan terjadi di rumahnya, dan ia dituding sebagai penyebabnya. Si anak ini lari ke sebuah toko roti yang hampir tiap sore ia hampiri untuk membeli roti sekedar untuk mengisi perut pengganjal makan malam. Situasi rumahnya yang semwarut, dengan kehadiran ibu tiri dan adik perempuan tirinya, menjadi posisi dirinya di rumah tersebut seperti tersingkir. Dan ia seperti menemukan suaka kebebasan di toko roti tersebut.

Toko roti ini bukan toko roti biasa yang menjual roti-roti manis biasa. Para pembeli bisa memesan roti dengan mantra tertentu demi kepentingan mereka. Ada roti yang memiliki kekuatan untuk menggagalkan usaha seseorang, atau roti yang bisa memelintir ucapan seseorang sehingga seseorang tak bisa bekerja dengan baik, dll. Tapi ingat, ada bayaran yang harus diberikan untuk satu kutukan. Dan bayaran itu sangatlah mahal.

Setelah bergabung di toko roti ajaib ini, si anak lelaki ini menjadi lebih mengenal si tukang roti dan asistennya yang berubah wujud di malam hari. Bersama-sama mereka melalui trauma masing-masing dan berusaha menaklukannya.  Si tukang roti penyihir dengan kutukan-kutukan yang ia berikan pada pelanggannya, dan si anak lelaki dengan ketakutannya kembali ke rumah.

Saya sempat membaca Bliss Bakery 3 buku pertamanya. Selanjutnya saya belum sempat pinjam lagi hahaha... Sekilas membaca sinopsisinya, ada kemiripan antara Bliss Bakery dengan Wizard Bakery ini. Yang membedakan tentu saja Wizard Bakery ini rasanya kita dihadapkan pada kenyataannya pahit, yang meskipun ada sihir yang bisa saja menghapus rasa pahit itu, ada biaya yang harus kau bayar. Konflik keluarga di disini sangat umum ditemui di keseharian kita. Ada banyak kasus serupa yang menjadi berita dimana-mana. Jadi itulah mengapa saya jadi agak maju mundur melanjutkan membaca buku ini, awalnya. 

Oya, ini mungkin adalah yang pertama kali buat saya membaca novel dengan ending yang bisa kita pilih sendiri. Terkadang, ketika si karakter utama menentukan satu pilihan, maka konsekuensi akan seperti ini. Dan tidak ada pilihan kedua. Disini, sebagai pembaca, saya bisa lega dengan pilihan ending pertama. Tapi si penulis memberi ending kedua yang membuat saya berpikir, oh, bisa juga si karakter utama berakhir seperti ini jika ia tidak memilih pilihan pertama. Dan, ssstttt....dua-duanya happy ending! Yeay! (Nah, iya kan, ada manis-manisnya jika ini adalah Korea 😁)


0 Response to "(Korean lit) Wizard Bakery by Gu Byeong Mo"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel