-->

Na willa dan Rumah dalam Gang by Reda Gaudiamo

 


Paperback 174 pages

Illustrator: Cecilia Hidayat

Published Oktober 2021 by Post Press

Rating: 5/5

Waaaa.... Ternyata ini adalah buku keduaaaaa...

Well, saya membeli buku ini dari tetangga saya yang bu dokter gigi. Karena banyak teman saya di Goodreads memberi rating tinggi pada buku ini, saya pun penasaran. Dan saya membeli, asal tunjuk saja tanpa tahu apakah satu buku dengan lainnya itu saling berhubungan atau tidak. Jika pun berhubungan, yang mana yang pertama, saya juga ngga ngecek di Goodreads. Dasar!

Tapi untunglah, buku kedua ini bisa dibaca tanpa harus membaca buku pertamanya. Saya malah bersyukur membaca sekarang ini karena saya yakin ada buku sebelumnya dan ada sekuelnya. Meski ngga tau kapan bisa beli kedua buku tersebut. #sigh

Oya, kesalahan saya satu lagi adalah, saya pikir ini masih ada berhubungan dengan buku Aku, Meps dan Beps yang saya baca terlebih dahulu. Meski ngga nyambung, tapi saya yakin, para karakter disini sama. Bapak Ibu dan satu anak perempuan kecil yang selalu ingin tahu. Tapi di buku sebelumnya kalo ngga salah, si kecil tidak bernama. Dan dari gaya berceritanya, terlihat lebih muda dan polos dibandingkan Na Willa ini.

Na Willa, gadis kecil polos aktif yang selalu ingin tahu ini tinggal di sebuah gang di Surabaya (awalnya saya pikir di Semarang, karena ada beberapa detil yang saya temukan di Semarang). 

Disini Na Willa bercerita banyak tentang sekolahnya, teman-temannya dan gurunya, hobi Pak dan Mak-nya, kejadian hari-hari yang sebenarnya terasa biasa, tapi dari kacamata si kecil Na Willa terasa menarik dan seru. 

Pak punya hobi menggambar, apa saja dan dimana saja. Na Willa suka sekali melihat gambar Pak. Ketika Pak menggambar dinding rumahnya yang putih, Na Willa dan Mak dengan senang hati mewarnai. Hahaha.... Mak punya hobi mendengarkan radio. Yang didengarkan lagu-lagu baik dari piringan hitam atau RRI. Yang membuat saya ketawa adalah lagu-lagu yang disebutkan disini, rata-rata lagu akhir 70 dan awal 80an. Lagu-lagu lawas yang dulu pernah saya putar semasa saya masih menjadi penyiar radio. Itupun sudah termasuk lagu lawas alias tembang kenangan. Tembang, duh, istilah lawas banget ini wkwkwk... Lagu-lagu milik Ernie Djohan, Tety Kadi, Lilis Suryani. Ya ampuunn... Na Willa sekarang umur berapaaaa???? hahaha...

Na Willa tinggal di gang dimana ia bertetangga dengan sahabat baiknya, Farida, dan juga Dul dan Bud. Mereka sering bermain bersama, apalagi ketika Na Willa punya kuda poni kayu yang bisa bergoyang. Bud pernah ketiduran di kuda poni ini setelah pulang sekolah. :D Bersama Farida, Na Willa bermain masak-masakan dan boneka, yang tentu mengingatkan saya pada masa kecil dulu. 

Ada banyak yang membuat saya bernostalgia dengan masa saya kecil dulu. Tidak hanya lagu dan permainan Na Willa, tapi juga hal lain seperti sirkus, pasar malam, nyanyi di radio RRI, cacar air, hingga jalan-jalan ke pelabuhan. Semua pernah saya lakukan ketika saya masih sangat kecil, mungkin sebelum adik saya lahir. Saya dan dua kakak saya membonceng vespa bapak saya pergi jalan-jalan. Saya lupa kendaraan apa yang dipakai bapak saya ketika ibu saya ikut serta. Mungkin juga dengan vespa, kami naik berempat. Wooooo... Ga kebayang seperti apa. Yang teringat hanya saya berdiri di depan, sementara dua kakak saya duduk di belakang bapak saya. Hiburan waktu itu masih radio dan televisi hitam putih. Di bagian akhir Na Willa, dia bahkan belum tahu televisi itu seperti apa. Berarti, ia lahir sebelum saya. Mungkin.

Secara keseluruhan, cerita di buku ini lebih padat dibandingkan Aku, Meps dan Beps. Lebih emosional juga ketika keluarga Na Willa pindah rumah. Yang jelas, saya jadi sangat kepingin  membaca prekuel dan sekuelnya. 

0 Response to "Na willa dan Rumah dalam Gang by Reda Gaudiamo"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel