Penance by Minato Kanae
Paperback 356 pages
Penerjemah: Andry Setiawan
Published Juni 2020 by Penerbit Haru
Rating 3,5/5
Pertama, saya cek dulu arti dari Penance yang ternyata bermakna Penebusan dosa. Oke, saya jadi paham kenapa judul novel ini tidak diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia, tidak seperti novel-novelnya Keigo Higashino sensei. Entah kenapa, mungkin karena saya sudah selesai membacanya, jadi dilihat dari judulnya, setidaknya akan tergambar isi cerita novel ini. Jadi saya tak perlu menduga-duga apakah akan ada plot twist di akhir cerita.
Emily chan, gadis pendatang di sebuah kota yang terkenal dengan udara bersihnya, mati terbunuh dengan kondisi mengenaskan di sekolahnya. 4 orang temannya; Sae cahn, Yuka chan, Akiko chan dan Maki chan seharusnya bisa menjadi saksi dan memberitahu siapa si pembunuh, tapi mereka tidak ingat siapa laki-laki itu. Ibu Emily mengucap kutukan:
Temukan penjahatnya sebelum kasus ini kadaluarsa. Jika tidak bisa, ganti rugi dengan cara yang bisa aku terima.
15 tahun berlalu, 4 bocah saksi pembunuhan itu beranjak dewasa, dan tanpa diduga, mereka semua mengalami trauma mendalam yang mengakibatkan tragedi di dalam kehidupan mereka.
Sae chan, tumbuh dewasa tanpa ingin menjadi dewasa. Di dalam dirinya ada ketakutan, jika ia dewasa ia akan mengalami apa yang dialami oleh Emily. Ketika seorang pemuda menyukainya, dan bahkan menikahinya, dia pikir dia bisa melepaskan trauma masa lalu. Tapi ternyata pemuda itu justru berasal dari trauma masa lalunya.
Maki chan, menjadi guru sebuah sekolah SD untuk menebus trauma masa lalunya. Ia tumbuh menjadi guru dan pribadi yang sangat bertanggung jawab. Hingga suatu hari, sebuah peristiwa tak terduga terjadi di sekolahnya. Seorang laki-laki menerobos pintu sekolahnya, dan membuat seluruh anak-anak di kelasnya ketakutan. Ia tampil sebagai penyelamat sebagai penebusan dosa di masa lalunya. Tapi apa yang ia lakukan justru membuatnya tersangka.
Akiko chan, setelah kejadian traumatis 15 tahun lalu, mengurung diri. Hikikomori, istilah untuk orang yang mengurung diri tanpa bersosialisasi dengan orang luar. Dia sangat mengagumi kakak laki-lakinya yang memang penuh perhatian padanya. Bahkan ketika kejadian memilukan itu, si kakak lah yang datang menjemputnya saat ia dituduh membunuh Emily. Ketika mereka sama-sama dewasa, si kakak menikahi seorang perempuan yang dianggap placur oleh orang-orang desa. Si perempaun datang ke rumah Akiko chan dengan membawa anak hasil hubungannya dengan pria lain. Kehidupan Akiko chan dan keluarga justru berangsur membaik setelah si kakak menikah. Tanpa ia ketahui, ada yang tidak beres dengan kehidupan pernikahan sang kakak.
Yuka chan, tumbuh besar menjadi pengagum seorang polisi yang ia datangi setelah kematian Emily. Hampir tiap saat ia mendatangi pos polisi untuk melaporkan hal-hal kecil yang terlupa sehubungan dengan Emily demi bertemu dengan polisi idamannya. 15 tahun berlalu. Si polisi berpindah tugas, dan Yuka chan menemukan sosok idola lain pada suami kakaknya yang berprofesi sebagai polisi. Meski si kakak ipar ini begitu mencintai kakak Yuka chan, tapi ada satu saat ketika ia lemah pada Yuka chan yang mengakibatkan ia hamil. Satu lagi kejadian yang hampir membuat Yuka chan kehilangan bayinya, namun alih-alih, si kakak ipar mati.
Semua anak yang berada bersama Emily saat ia tewas, dan mendapat kutukan dari ibu Emily, semua berakhir menjadi pembunuh. Apakah ini karena kutukan atau satu cara sebagai penebusan dosa di masa lalu?
Kesaksian 4 orang ini ditulis dengan cara berbeda. Sae Chan menulis surat sangat panjang pada ibu Emily menceritakan trauma dan apa yang terjadi padanya pada saat dewasa. Maki chan mengekspresikan penyesalan dan kesaksiannya di depan rapat sekolah yang menudingnya sebagai pembunuh pria yang menerobos masuk ke sekolahnya. Yuka chan bercerita panjang lebar secara langsung pada ibu Emily, Asako san, ketika hendak melahirkan bayinya. Akiko chan bercerita pada dokter konselingnya tentang trauma masa lalunya.
Setelah kejadian memilukan itu, mereka berempat memilih tidak lagi berteman dekat. Tapi ternyata takdir mereka mirip satu sama lain yang diakibatkan trauma masa lalu itu. Tak seorang pun diantara mereka memiliki hubungan baik dengan laki-laki. Itu disebabkan sosok laki-laki ramah yang datang ke sekolah mereka, yang berakhir dengan kematian Emily.
Jad siapa pembunuh Emily? Ada dijelaskan di masing-masing kesaksian ke empat anak itu. Meski samar, tapi semuanya merujuk ke satu orang yang sama, orang yang ada di masa lalu ibu Emily.
Novel ini mengambil sudut pandang 5 orang, 4 orang seperti yang saya tulis di atas, dan terakhir oleh ibu Emily. Agak kesulitan buat saya menghapal nama beserta kejadian yang menimpa mereka 15 tahun kemudian. Saya musti menulis nama mereka beserta sedikit deskripsi mereka. Maklumlah. Si penulis tidak menuliskan nama mereka secara langsung melainkan secara sekilas saja. Semua kesaksian mereka sekaligus penebusan dosa mereka menjadi pelajaran bagi banyak orang untuk berhati-hati dalam berucap.
wiih.. seru!
ReplyDelete