Dog Stories by James Harriot
Paperback 623 pages
Published August 2019 by Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah: Lanny Murtihardjana
Rating: 5/5
Akhirnya selesai juga buku lumayan bantal ini meski di kisah-kisah terakhir saya mencoba untuk mengirit alias baca dikit-dikit biar saya punya bacaan yang adem sebelum tidur. Sejak membaca buku Mr. Herriot berjudul Andai Mereka Bisa Bicara, saya jadi ketagihan membaca seluruh pengalaman si dokter bedah hewan ini. Kisah-kisahnya tidak melulu tentang hewan peliharaan tapi juga tentang si pemilik, suasana pedesaan Yorkshire tahun 30an, dan tentu saja obat-obatan yang dianggap jadul tapi cukup efektif, dan perbandingan dengan kondisi lebih modern. Saya bersyukur Mr. Herriot berumur panjang hingga mampu memberi penjelasan yang cukup detil dengan perawatan dan pengobatan yang dilakukan di masa lampau dan masa kini. Saya pikir akan sangat berguna bagi mereka yang berkecimpung di dunia pengobatan atau perawatan hewan di masa mendatang.
Ada 50 kisah di buku ini, dan semuanya tentu tentang anjing. Tapi, seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, tidak hanya melulu tentang anjing, beberapa judul disini menggunakan nama pemilik si hewan kesayangan. Dan ternyata, tidak semua kisah ini membuat adem karena beberapa kisahnya membuat saya sedih. Kisah sebelum tidur yang membuat sedih malah efeknya justru sebaliknya, membuat tak bisa tidur huhuhu....
Sebagai seorang dokter, Mr. Herriot memberi perhatian sangat besar pada pasien-pasiennya dan bahkan hewan yang berkeliaran di seputar rumahnya meski hanya sekedar lewat. Ada banyak anjing yang ramah, seperti pemiliknya, tapi ada juga anjing yang super galak yang tak mau diperiksa hingga membutuhkan tenaga ekstra untuk memegangi tubuh si pasien. Rufles and Mufles adalah contoh dua anjing kecil super galak yang ternyata tidak hanya galak pada si dokter tapi bahkan pada pemiliknya juga. Salah asuh bisa membuat anjing yang semula ramah bisa menjadi galak seperti ini. Seperti anak manusia saja ya, kalo tidak diarahkan ke jalan yang benar, bakal repot 😃
Kisah-kisah yang membuat patah hati mau tidak mau membuat saya cukup bersyukur pada Mr. Herriot yang memberi tanda-tanda yang tak bisa disembuhkan, bahkan sekedar penyakit kulit seperti eksim bisa membuat seekor anjing menerima suntikan untuk tidur selamanya 😭
Di antara kisah sedih itu, tentu ada banyak juga kisah bahagia, bahkan meletakkan anjing seperti pahlawan bagi pemiliknya. Seekor anjing yang menjadi petunjuk bagi pemiliknya yang buta, atau anjing yang menjadi teman bagi si pemilik hingga akhir hayatnya, dan anjing yang bekerja keras membantu si pemilik menggiring hewan ternak meski kondisi kakinya pincang. Ada pula anjing yang dianggap seperti hadiah/ berkat dari Tuhan bagi pasangan suami istri sepuh. Kisah tentang kehilangan seekor anjing yang membuat si pemilik depresi tapi kemudian sembuh berkat kehadiran anjing baru sangat melegakan bagi saya sebagai pembaca. Mau tak mau harus diakui bahwa anjing-anjing itu menjadi penyelamat bagi jiwa-jiwa kesepian atau depresi.
Kisah-kisah para pemilik anjing tak kalah menarik, seperti Wes, si bocah super bengal yang membuat seisi desa kewalahan, termasuk Mr. Herriot. Tapi ketika dia memiliki seekor anjing, sifatnya berubah. Seth Pilling, salah satu warga desa yang bermulut besar meragukan kemampuan Mr. Herriot. Karena penyakit yang diderita anjing kesayangannya, akhirnya dia harus menanggung malu. Kisah Mr. Herriot ketika menjadi dokter pengganti di sebuah daerah tak kalah heboh.
Membaca buku ini, saya juga mengenal beberapa penyakit anjing yang sangat mematikan, seperti strychnin. Hmmm... Sebenarnya ini bukan jenis npenyakit, tapi racun yang sebenarnya mungkin ditujukan untuk tikus atau hewan operusak lain, tapi sayangnya justru dimakan oleh hwan peliharaan. Banyak kasus yang berakhir sedih, tapi ada juga yang berakhir melegakan. Penyakit distemper juga tidak kalah berbahaya, Begitu pula penyakit kudis demodective progresif. Sekilas seperti penyakit kulit biasa, karena sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit pada si anjing, tapi lambat laun akan berimbas juga. Solusinya tidak lain adalah suntikan anestesi dengan dosis berlebih.
Membaca buku ada banyak perasaan yang saya rasakan. Saya bukan tipe orang yang sayang binatang hingga memerhatikan binatang dis ekitar saya. Tapi saya sangat memahami perasaan Mr. Herriot yang begitu halus terhadap pasien-pasiennya. Saya yakin, beberapa bulan mendatang, atau tahun, saya pasti akan membaca beberapa kisah di buku ini. Tentu saja saya akan sangat merindukan kehangatan kisah-kisahnya.
0 Response to "Dog Stories by James Harriot "
Post a Comment