-->

The Cat Who Saved Books by Sosuke Natsukawa


 Ebook 198 pages

Translator: Louise Heal Kawai

Published: December 27, 2021 by HarperVia

Rating: 4/5

Membaca buku tentang buku selalu menarik, ditambah genre fantasi dengan talking tabby cat membuat membaca buku ini seperti memasuki dunia yang berbeda. Dilihat dari sampulnya, si kucing tabby yang menembus buku-buku, rasanya juga pengen ikut berpetualang menembus buku-buku tersebut. 

Perasaan saya cukup teraduk-aduk ketika membaca buku ini, antara merasa terhubung dengan Rintaro Natsuki, si karakter utama, tapi juga tertampar beberapa kali 😧. Ada banyak hal yang sangat sesuai dengan kondisi dunia buku saat ini. sosok seperti Rintaro, meski tidak lagi banyak, tapi saya yakin masih ada tersebar di luar sana.

Kakek Rintaro memiliki sebuah toko buku bernama Natsuki Books yang sudah cukup terkenal di sekitar kota dimana Rintaro tinggal. Setelah kakeknya meninggal, Rintaro yang memang pada dasarnya lebih memilih menjauh dari lingkungan, menjadi semakin parah. Hikikomori untuk istilah Jepangnya. Bibinya, satu-satunya kerabatnya memintanya tinggal bersamanya. Rintaro terbelah antara tetap tinggal di rumah peninggalan sang kakek dengan toko bukunya atau ikut sang bibi.

Sebelum Rintaro memutuskan, muncul seekor kucing yang mendatanginya dan meminta bantuannya untuk menyelamatkan buku-buku yang terancam. Rintaro tak punya pilihan selain mengikuti si kucing menuju labirin pertama.

Oya, buku ini terdiri 4 labirin dengan bab yang terpisah.

Labirin yang pertama, Rintaro bertemu seseorang yang begitu dikejar-kejar untuk membaca sebanyak mungkin buku. Ruangannya penuh dengan buku-buku yang setelah diperhatikan cukup berantakan. Edisi dan seri yang terpisah dan pengaturan yang membuat Rintaro merasa bahwa orang ini tidak terlalu mencintai buku. Hmmm.... bagaimana dengan saya yang meletakkan buku secara amburadul di lemari buku, coba 😂 Rintaro bakal menangis melihat ini.

It's not true that the more you read, the more you see of the world. No matter how much knowledge you cram into your head, unless you think with your own mind, walk with your own feet, the knowledge you acquire will never be anything more than empty and borrowed. 

Dengan kata lain, tak perlu berlomba berapa banyak buku yang dibaca. Berdiskusi tentang buku, membaca ulang buku, atau mungkin menuliskan review buku, kita akan semakin mencintai buku.

Di labirin kedua, Rintaro bertemu dengan seseorang yang terobsesi membuat banyak orang membaca buku-buku yang tebal dan dianggap sulit. Dengan cara memotong-motong hingga membuat buku ini jauh lebih mudah dipahami dan dibaca banyak orang. Hmmm....bagaimana dengan saya yang lebih memilih membaca versi simplified dari versi tebal Little Women dan beberapa novel klasik lainnya? Tapi sisi positif dari kebiasaan saya adalah membaca buku terlebih dahulu sebelum versi layar lebarnya muncul. Not bad lah ya? Tapi sepertinya saya juga bakal kena cap tidak cukup mencintai buku oleh Rintaro. Ngga papa, Rin-chan. You are a true book lover! 

Reading is not only for pleasure or entertainment. Sometimes you need to examine the same lines deeply, read the same sentences over again.

Labirin ketiga, Rintaro bertemu dengan seseorang dari penerbit yang terobsesi dengan menerbitkan buku sebanyak-banyaknya dan mendapatkan profit semaksimal mungkin. Buku-buku yang diterbitkan adalah buku-buku dengan topik yang bakal banyak orang membacanya, tak peduli mutu dari buku itu sendiri. Sebelumnya maaf ya, saya bukan tipe seperti ini. Saya sangat setuju dengan Rintaro untuk hal ini. Saat ini, ada banyak penerbit yang memilih menerbitkan buku yang diambil dari platform menulis seperti wattpad atau fizzo novel atau lainnya karena terbukti buku itu sudah dibaca secara online oleh ribuan atau bahkan ratusan ribu pembaca. Tak peduli kualitas bukunya. Apalagi jika buku ini akan segera difilmkan dengan bintang utama si anu. Tapi kalo dilihat dari rating buku di Goodreads, buku-buku serupa ini biasanya mendapat rating jeblok. Tapi apalah rating jika banyak orang memuja buku itu di luar sana. Penerbit buku akan mendapat profit banyak dari mereka ini.

In today's world, people don't have the time or the money to spend on 'literary masterpieces' or any fabulously long tome. But at the same time, reading is still fashionable. It confers status. Everyone wants to brag about reading some difficult books. And so we publish our works with these people's needs in mind.

Well, untuk beberapa buku, kadang saya juga kepo ingin membaca yang tengah populer saat ini. Tapi terkadang kalah dengan genre buku yang kurang saya minati atau tidak tersedia di platform digital library langganan. 

Labirin keempat, Rintaro bertemu dengan salah satu tokoh dari novel yang sudah berumur 200 tahun. Si tokoh ini meminta pertanggungjawaban Rintaro atas apa yang sudah ia lakukan dalam 3 perjalanan ke labirin sebelumnya. Kata-kata yang diucapkan oleh Rintaro pada mereka di labirin masing-masing justru menjadi bumerang bagi mereka. Mereka yang tadinya memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi dengan prinsip masing-masing, karena mendengar 'ocehan' bocah hikikomori yang memilih menutup diri dunia luar dan bersembunyi di balik rak-rak buku dan tenggelam dalam dunia kata-kata, mereka menjadi sosok yang berbeda.

A book that sits on a shelf is nothing but a bundle of paper. Unless it is opened, a book possessing great power or an epic story is mere scraps of paper. But a book that has been cherished and loved, filled with human thoughts, has been endowed with a soul. 

Ada banyak platform untuk berdiskusi tentang buku saat ini. Ada banyak channel buku di YouTube, channel podcast, sosial media seperti Twitter, Facebook, Instagram atau Tiktok yang membincangkan tentang buku. Buku-buku yang masih bertengger rapi di rak belum tersentuh tak berarti tak memiliki jiwa. Mereka hanya butuh waktu untuk dibuka, dibaca, dan kemudian didiskusikan, meski oleh segelintir orang, tapi saya yakin, orang-orang semacam rintaro masih tetap akan ada. 

0 Response to "The Cat Who Saved Books by Sosuke Natsukawa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel