Orang Orang Tanah by Poppy D. Chusfani
Paperback 200 pages
Published Agustus 2013 by Gramedia Pustaka Utama
Rating: 3,5/5
Entah kenapa dulu saya membeli buku fisik buku ini padahal saya bisa saja membaca lewat aplikasi Gramedia Digital. Dan ketika saya membaca cerita ketiga dari kumpulan cerita ini, saya merinding ngga keruan, hingga saya memutuskan untuk menghentikan membaca buku dan menyimpannya rapat di kontainer. Hingga beberapa hari lalu saya membongkar kontainer tersebut, saya melihat buku, dan memberanikan diri membaca kembali.
Ada 9 cerita pendek dalam buku ini yang kesemuanya memiliki aura gelap yang akan membawamu ke mimpi atau bayangan tergelap. Apalagi jika buku ini dibaca jelang tidur. Hmmm....
1. Jendela
Cerita ini mengambil sudut pandang Dinah yang takut gelap dan hanya sepotong jendela dalam imajinasinya yang bisa menolongnya. Demikian juga ketika ibunya yang mendapat perlakuan kasar dari induk semangnya, jendela ini yang bisa menyelamatkan mereka berdua.
2. Pelarian
Cerita berlatar belakang kerajaan lengkap dengan Ratu dan para dayang dan pasukannya. Lara sadar akan dirinya yang aneh; dia bisa bernafas dalam air, dan dari sisi telinganya muncul serabut mirip insang yang membuatnya bisa bernafas dalam air. Dia tak pernah mendapatkan kasih sayang ibunya yang seperti tak pernah menginginkan kehadirannya. Satu hari, dia diminta bantuannya untuk membantu kerajaan dimana ia tinggal seumur hidupnya, untuk menghancurkan tanah kelahiran ibunya.
3. Pondok Paling Ujung
Nah, cerita ini yang bikin saya mandek baca kumcer ini.
Diceritakan dari sudut pandang seorang penulis yang ingin merampungkan tulisannya. Dia menyewa sebuah rumah pondok yang sepi, cukup lengkap fasilitasnya dengan harga cukup murah. Tapi yang ia dapatkan selama menginap di sana tak pernah ia bayangkan kengeriannya.
Membaca ulang cerpen ini masih membuat saya merinding hiiii....
4. Bulan Merah
Dari sekian cerita pendek, judul ini yang paling absurd. Bercerita tentang keluarga yang mengikuti sekte tertentu demi menjauhkan diri dari hingar bingar dunia, dan mencuci diri dari dosa.
Duh, otak saya ngga nyampe hahahaha....
5. Dewa Kematian
Mengambil sudut pandang dua orang yang sedang bercerita, mereka seperti melakukan wawancara tentang masa lalu seseorang diantara mereka. Meraih puncak kejayaan, seseorang harus melakukan segalanya, legal atau tidak. Dengan darah dan nanah, ia harus bertahan. Dan ketika ia akhirnya mendapatkan segalanya, dia merasa, ia harus dan berhak memiliki segalanya. Tapi tak begitu bagi sang Dewa Kematian. Ada kekuatan yang takkan bisa ia lawan, sekuat apapun ia melawan.
6. Pintu Kembali
Dari 9 cerita, rasanya hanya ini yang memiliki sedikit aura gelap.
Kiran sudah atau belum mati ketika ia sampai pada sebuah tempat. Berteman dengan seekor anjing, tiap kali ia harus diperingatkan bahwa ia tak boleh memasuki tempat tertentu atau melakukan sesuatu. Karena, yah, karena itu belum waktunya. Ia harus kembali.
7. Lelaki Tua dan Tikus
Sebelumnya saya punya bayangan buruk akan sosok lelaki tua dan tikus-tikusnya. Ternyata bayangan saya tak segelap kenyataan dalam cerpen.
Sari ingin lepas dari cengekraman suaminya yang kasar. Dia melarikan diri ke sebuah apartemen kumuh yang murah, dan sedang mencari pekerjaan. Impiannya bekerja di tempat yang lebih layak nyaris terwujud ketika si mantan suami datang dan mengajaknya kembali. Saat itulah si lelaki tua dan tikusnya datang...
8. Sang Penyihir
Ketika membaca cerpen, saya seolah teringat dengan satu kisah dongeng, tapi saya lupa yang mana.
KEira lahir dari seorang ibu berusia 40an bernama Mairin. Rambutnya yang hitam dipercaya membawa kutukan di tengah masyarakat berambut merah. Karena terlalus ering dirundung, Keira dan ibunya menyingkir ke sebuah hutan. Mereka tinggal tentram di sana hingga Keira dewasa. Hidup berdampingan dengan hutan, Keira mahir meracik obat-obatan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Saking manjur obatnya, ia diduga adalah seorang penyihir. Penduduk desa yang pernah mengingatnya sebagai anak terkutuk, dan juga mereka yang datang meminta ksesembuhan, datang berbondong, mengadili si anak yang diyakini sebagai seorang penyihir.
9. Orang-Orang Tanah
Sebagi penutup cerita, saya yakin cerita ini akan lebih menghantui dibandingkan cerita-cerita lainnya. Dan itu benar.
Ibu Alia meninggal dan kemudian digantikan oleh perempuan kota muda yang menginginkan kenangan masa lalu ibu Alia di rumah, dimusnahkan. Alia mendengar ada semacam kepercayaan akan adanya orang-orang tanah yang muncul di tengah malam di desa perkebunan ayahnya. Antara percaya atau tidak, bahwa si orang-orang tanah ini akan memangsa apapun di dekat pohon tua berakar besar, Alia berusaha membuktikannya. Tengah malam, ia membuangn ponsel ibu barunya di dekat pohon tua berakar besar itu....
Deskripsi dari pohon tua yang bisa bergerak ke kanan ke kiri dan memangsa apapun di dekatnya, sekilar mengingatkan saya pada The Whomping Willow di Harry Potter.
Kekuatan dari si penulis satu ini tentu saja adalah idenya yang gelap, dan kadang sangat gelap dan deskripsinya yang begitu detil. Saking detilnya hingga saya yang membacanya ikut merasa melihat dan merasakan gambaran dari situasi cerita. Itulah mengapa saya sempat menghentikan bacaan saya karena saya ngga kuat dengan deksripsi yang begitu detil untuk adegan seram, sadis dan menjijikan.
0 Response to "Orang Orang Tanah by Poppy D. Chusfani"
Post a Comment