Strange Weather in Tokyo by Hiromi Kawakami
Judul asli: センセイの鞄 [Sensei no kaban]
Ebook, 176 pages
Published August 1, 2013 by Portobello books
Rating 3,5/5
Sebenarnya saya iseng saja membaca novel ini tanpa harapan bakal menyelesaikannya. Tapi ternyata saya selalu rajin membaca novel ini jelang tidur. Dan kalu dibaca tidak jelang tidur, rasanya agak aneh. Hahaha.... Sama anehnya saya yang ngga nemu apanya yang aneh dari cuaca di Tokyo di novel ini. hmmmm...
Tsukiko bertemu dengan sensei-nya ketika sedang minum-minum di sebuah bar sake. Dari pertemuan yang tadinya tanpa obrolan, lama-lama mereka mengobrol dengan topik macam-macam. Dari pertemuan minum-minum itu, terbentuklah suatu kebiasaan antara keduanya untuk bertemu dan minum-minum. Kadang-kadang masih dilanjutkan dengan berjalan-jalan menikmati suasana.
Sosok sensei yang dulu sepertinya kurang begitu akrab dengan Tsukiko lama-lama mulai menjadi lebih dekat. Kebiasaan dan hobi yang kadang berbeda sering kali membuat mereka berselisih pendapat, seperti tim sepakbola (atau baseball ya? Lupaaa hahaha). Karena hal seperti ini, Tsukiko kadang menghindari bertemu sensei selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Tetapi ketika mereka bertemu lagi, kebiasaan minum dan ngobrol berlanjut kembali.
Kebersamaan mereka ini menumbuhkan benih-benih cinta pada Tsukiko. Tidak peduli usia sensei yang mungkin dua kali lipat dari dirinya. Sensei yang selalu membawa tas kemana pun beliau pergi tidak bisa membalas perasaan Tsukiko.
Seperti yang sudah saya tulis di awal, saya membaca ini karena iseng yang keterusan. Sebenarnya pace-nya sangat lambat. Kadang malah tak terasa ada sesuatu yang menjadi antiklimaks hingga saya harus cepat-cepat menyelesaikannya. Tapi mungkin karena itu, novel ini menjadi bacaan ringan yang cocok dibaca sebelum tidur. Karakter-karakter di dalamnya membuat saya seperti melihat sosok-sosok nyata di depan mata. Keseharian mereka juga sering terlihat di drama-drama Jepang yang saya tonton, begitu juga obrolan mereka, dari masa lalu, masa sekolah di mana Tsukiko masih menjadi siswi dan sensei menjadi sensei, dan juga obrolan di bar dimana mereka selalu disambut Satoru, si empunya bar.
Kalo saja novel ini jadi live action movie, saya membayangkan pasti akan banyak pemandangan indah dari tempat-tempat yang mereka kunjungi. Tapi, mungkin bakalan ngantuk juga sih karena mereka berdua ini meski banyak ngobrol tapi lebih banyak diam ketika minum atau ketika melakukan perjalanan keluar bar atau keluar daerah. Hmmmm....
0 Response to "Strange Weather in Tokyo by Hiromi Kawakami"
Post a Comment