When Marnie Was There by Joan G. Robinson
Published August 15, 2022 by Bentara Aksara Cahaya
Penerjemah: Antie Cahaya
Rating 4/5
Sebenarnya saya kurang minat dengan buku yang sudah saya tonton versi layar lebarnya. Tapi karena buku ini jadi incaran dari keponakan ketika kami mengunjungi pameran buku Big Bad Wolff tahun lalu, jadinya ya, masuk keranjang deh.
Meski saya masih ingat dengan ending ceritanya (Karena waktu nonton saya mengucapkan keras-keras kesimpulan hubungan tokoh utama dengan Marnie). Tapi lupa sebagian besar ceritanya. Bagaimana si tokoh utama, Anna, bisa berkunjung ke desa dimana ia bertemu dengan Marnie, bagaimana sosok Anna sebenarnya, dan sebagainya. Maka mulailah perjalanan saya bersama Anna dan Marnie (kebetulan saya juga butuh menyelesaikan tantangan baca di Goodreads) :D
Anna digambarkan sebagai sosok yang kurang bisa bersikap ramah pada siapapun. Meski ia tinggal bersama bibinya (yang mengangkatnya sebagai anak), ia masih enggan memanggilnya ibu. Belum lagi ia juga menaruh rasa tidak suka pada ibu kandungnya yang meninggalkannya waktu masih kecil. Ekspresi wajahnya selalu ia setel datar yang ia sebut ‘Ekspresi biasa‘ ketika bertemu dengan orang lain. Bicaranya seperlunya, dan memilih tidak berhubungan dengan banyak orang.
Sifatnya ini berubah ketika ia bertemu dengan Marnie, gadis cantik misterius yanng tinggal rumah besar di seberang pantai. Rumah besar itu disebut Rumah Rawa yang menurut Anna sangat mewah. Marnie sering muncul di malam hari, kadang muncul juga di siang hari bermain bersama Anna. Pertemanan mereka menjadi rahasia yang tak boleh diceritakan pada orang lain. Yang membuat Anna kadang heran adalah, Marnie sering tiba-tiba muncul dan juga seketika menghilang. Anna merasakan apakah sosok Marnie ini adalah sosok khayalan? Begitu juga dengan Marnie yang merasa bahwa keberadaan Anna seperti khayalan bagi dirinya yang kesepian.
Sebenarnya mereka berdua memang tumbuh sebagai anak yang kesepian. Anna masih cukup beruntung dengan orang-orang di sekitarnya yang menyayanginya. Anna saja yang menurut saya menolak kebaikan mereka, dia masih diliputi kecurigaan akan kebaikan mereka. Dia belum bisa berdamai dengan dirinya sendiri yang merasa ia dikucilkan dan tidak disukai. (Hmmm… agak nyebelin memang si Anna ini. Tiap kali ia keluyuran malam-malam, atau terdampar nyaris tenggelam di pantai, ngga ada yang memarahinya. Kalo saya jadi Bu Pegg, pemilik rumah sekaligus yang bertanggung jawab akan keselamatan Anna, sudah saya balikin ke bibinya) :D
Sebagai anak tunggal, Marnie cukup dimanja dengan diberi seorang perawat dan dua pembantu lainnya serta guru pribadi. Sayangnya, selama orangtuanya pergi, dia justru jadi bulan-bulanan para pembantu dan pengasuhnya. Marnie mengalami perundungan di rumahnya sendiri ☹ Itulah mengapa ketika Marnie bertemu Anna, mereka bisa menjadi teman sekaligus sekutu yang kompak.
Satu hari, Marnie tiba-tiba menghilang. Rumah Rawa yang tadinya terlihat semarak, menjadi terlihat sepi dan tua. Sebuah keluarga dikabarkan akan menempati rumah tersebut. Anna penasaran tentang siapa yang akan tinggal di Rumah Rawa menggantikan Marnie. Dia ingin berteman dengan pemilik rumah rumah barunya.
Datanglah keluarga Lindsay dengan lima orang anaknya. Salah satunya bernama Priscilla yang dari awal pertemuan dengan Anna, menaruh minat padanya. Ada semacam tabir misterius padanya, menurut Priscilla. Ketika akhirnya mereka terbuka satu sama lain, terbukalah misteri yang selama ini menjadi misteri bagi Anna terhadap sosok Marnie, tentang perasaannya yang entah bagaimana mereka merasa sudah kenal dari dulu, dan saling menyayangi.
Beberapa kali saya membuka trailer film When Marnie Was There di Youtube mencari keluarga Lindsay ini. Tapi yang saya temukan hanya sosok Anna dan Marnie saja. Hahaha... Ya iyalah. Kenapa harus dikasih spoiler tentang munculnya mereka ya. Saya juga lupa apakah mereka ada di versi film karena yang saya tahu, misteri hubungan Anna dan Marnie ini saya simpulkan sendiri, tidak seperti di buku yang secara jelas menunjukkan hubungan keduanya.
Jika saja saya membaca buku ini ketika saya masih kecil, saya yakin, saya bakal mengingat cerita ini hingga kapan pun. Time travel, parallel world atau sejenisnya selalu menarik karena ketika masih kecil, saya mengangankan adanya perjalanan waktu atau sosok saya yang lain di dunia yang berbeda. Buku ini pertama diterbitkan pada tahun 1967. Sempat dibuat versi filmnya oleh BBC pada tahun 1971. Dan saya yakin, cerita tentang Marnie ini semakin mendunia ketika dibuat versi anime oleh Studio Ghibli pada tahun 2014.
Poster film-nya |
0 Response to " When Marnie Was There by Joan G. Robinson"
Post a Comment