As Long As Lemon Trees Grow by Zoulfa Katouh
Paperback 480 pages
Published 2023 By Penerbit Mizan
Buku ini sepertinya menjadi incaran banyak orang tahun lalu. Termasuk saya. Setelah mengendap
selama setahun, akhirnya dibuka juga plastiknya hahaha… Saya sudah mengawali membaca ini akhir
tahun lalu. Dengan tujuan menjadi bacaan pertama yang selesai di tahun 2025. Sayangnya, saya terlalu
banyak menditraksi diri sendiri, dari mulai bacaan kedua, hingga tontonan dan dorama wkwkwk… Belum lagi saya terlalu takut untuk mengetahui akhir dari cerita Salama dan Kenan ini. Akhirnya, selesai juga. Horeee…
Konflik Suriah sudah dimulai sejak tahun 2011. Konflik ini menimbulkan perang saura antara pemerintah Suriah dan para pemberontak. Mantan presiden Bassar Hafiz Al-Assad adalah presiden Suriah ke 19 dari Juli 2000. Dia digulingkan pada bulan Desember 2024. Hampir genap 25 tahun ia berkuasa dengan gaya diktator. Di antara rakyatnya, disitulah Salama, Layla, Kenan dan dua adiknya. Salama adalah seorang ahli farmasi yang karena keadaan perang saudara itu, membuatnya ahli mengoperasi para korban tembak untuk diambil peluru, juga memberi suntikan, dan pekerjaan lain yang biasanya dilakukan oleh dokter. Pemandangan yang tiap hari ia lihat adalah reruntuhan gedung-gedung, jalanan rusak karena bom, dan yang tak tertahankan adalah para korban yang berbondong-bondong ke rumah sakit. Tua, muda, hingga bayi semua membutuhkan bantuannya dan juga staf rumah sakit yang masih bertahan.
Di tengah hiruk pikuk rumah sakit, tempat bersandar Salama hanya rumah yang masih cukup bertahan, dan Layla, kakak iparnya yang hamil besar. Sebelum bertemu Kenan, belahan jiwanya, Salama mencari kedamaian pada Layla, dan sosok yang selalu membayangi dimana pun ia berada, Khawf. Dalam bahasa Inggris, Khawf bisa disebut sebagai Fear atau angst. Dia membisikkan hal-hal baik hingga buruk dan terburuk pada Salama. Tak bisa dipungkiri, kehadiran Khawf ini bisa menguatkan seorang Salama selama konflik terjadi, terutama sejak ayah, ibu dan kakak kandungnya meninggal. Ketika Salama bertemu Kenan, cowok yang dulunya sudah pernah dijodohkan, sempat membuatnya galau. Pesan kakak satu-satunya, Salama harus pergi menyelamatkan diri ke Jerman. Tapi Kenan terlalu cinta pada tanah kelahirannya. Usahanya untuk menyirkan pada dunia tentang yang sedang terjadi di Suriah bukan hal yang remeh. Jika ia ditangkap, tak akan ada ampun baginya.
Novel ini mendapat tag romance sebagi salah satu genrenya. Meski di tengah bom dan rentetan tembakan dari para tentara Militer, kisah cinta Salama dan Kenan tumbuh sangat subur. Dengan mimpi- mimpi indah yang mereka rajut bersama, menjadikan novel ini terasa sangat manis. Di satu sisi bagian ini memberi sedikit udara segar di antara kisah sedih di rumah sakit. Tapi buat saya, justru membuat saya takut jikalau apa yang terjadi selanjutnya adalah kebalikannya. Banyak adegan manis ini saya skip hahaha… Ngga kuat! Ngga terhitung saya berhenti membaca di tengah-tengah adegan sedih, tegang dan sadis. Jika saya membaca di malam hari terutama, saya akan langsung berhenti ketika menemukan bagian seperti itu. Takut masuk mimpi :D
Saya menunggu happy ending dengan berakhirnya pemerintahan diktator presiden Bassar al-Assad. Tapi setelah mencari tahu tentang Suriah, ternyata presiden ini baru saja digulingkan Desember 2024 lalu. Dan siapakah yang berhasil menggulingkan si diktator ini, saya belum mencari tahu. Overall, saya cukup menikmati novel ini. Saya jadi sadar ada negara selain Afghanistan yang masih menghadapi konflik di negaranya. Selama ini saya hanya ingat nama Suriah ini dulu sering disebutkan di berita malam TVRI, Dunia Dalam Berita. Saya hanya berharap dan berdoa bahwa Suriah segera mendapatkan kedamainnya. Amin.
NB: Saya baru tahu bahwa lemon bisa mengatasi mabuk laut.
0 Response to " As Long As Lemon Trees Grow by Zoulfa Katouh"
Post a Comment