Silent Demon by Fino Y. K

Baca di Ipusnas 232 pages

Published

Rating 3.5/5

Sudah lama ngga baca novel misteri thriller dalam negeri. Ini pun saya dapat rekomendasi dari satu thread yang kebetulan lewat. Ternyata not bad. Selama ini saya hanya mengenal nama Tsugaeda dan Clara Ng yang pernah menulis novel misteri. Selebihnya, penulis-penulis dari sastra Jepang yang akhir- akhir ini banyak menjadi bacaan serta wishlist saya.

Mengambil setting di Jakarta, novel ini menceritakan tentang ancaman teroris biologis yang mengancam warga Jakarta. Dengan dalih ingin memurnikan Jakarta yang penuh dengan dosa-dosa para koruptor, pejabat yang membiarkan warga miskin tetap berada di garis kemiskinan, para teroris merasa benar melakukan pemurnian ini.

Sugi, satu tokoh utama dari jajaran detektif diberi tugas mengusut kematian seorang bule Inggris yang mati di MRT. Bersama Laura, Sugi memburu motif kematian si bule. Diketahui kemudian bahwa si bule ternyata adalah anggota intelijen Inggris yang sedang menyelidiki kasus kematian seorang profesor Inggris. Sang profesor saat itu sedang meneliti sebuah virus yang bisa menimbulkan kekacauan kesehatan bagi siapa saja yang menghirup virus tersebut. (Tiba-tiba ingat pandemi Covid 19. Jangan- jangan kerjaan teroris juga?) Hmmm… kalo yang lumpuh bukan hanya satu tempat saja, sepertinya bukan ya.

Penyelidikan melibatkan tidak hanya detektif Indonesia, tapi juga intelijen Inggris, dan jajaran kepolisian. Menggunakan kecanggihan alat komunikasi, Sugi menemukan dalang di balik ancaman teror ini. Sada, seorang yatim piatu yang memiliki trauma masa kecil yang kemudian membentuk dendam terhadap mereka yang secara tidak langsung menyebabkan kematian orangtuanya. Dibantu dua orang jenius, Sada merencanakan teror biologis ini dengan modal virus dari profesor dari Inggris.

Novel ini penuh adegan baku hantam yang cukup seru. Dengan deskripsi yang cukup detil, saya ikut mengaduh ketika Sugi atau Laura terkena tendangan. Rumit sekaligus canggihnya alat yang digunakan para intelijen ini cukup dijelaskan. Saya agak terganggu dengan kilas balik para tokoh yang, hmmm, meski mungkin dibutuhkan untuk mengetahui masa lalu mereka, tapi rasanya malah agak ga terlalu penting. Dari sekian cerita misteri yang saya baca, terutama literatur Jepang, rasanya ga ada deskripsi semacam ini. Si lakon utama ini pernah belajar ilmu bela diri, ilmu menembak, ilmu meditasi, bla bla bla.

Fyi, si penulis thread itu meski tidak menyamakan penulis novel ini dengan penulis detektif Jepang favorit saya, Keigo Higashino, tapi saya punya ekspektasi yang mirip. Terakhir yang agak mengganjal lagi adalah perpindahan tugas penyelidikan tentang teror ini dari Sugi ke rekan lainnya. Tapi hingga akhir tak ada penjelasan apa pun tentang itu. Dari dorama polisi atau detektif yang saya tonton, jika seorang polisi atau detektif menyelidiki kasus yang bukan lagi tanggung jawabnya, atau di luar wilayahnya, bakal kena semprot atasan. Apa karena Sugi dan Laura sudah telanjur kecebur hingga babak belur? Hmmm… sudah lah. Overall, saya penasaran dengan buku dua dari penulis yang sama.