Musuh Bebuyutan by Gunawan Tri Atmodjo
Paperback 128 halaman
Published Oktober 2022 by Divapress
Rating: 3/5
Pertama kali kenal dengan nama Gunawan Tri Atmodjo ketika seorang teman saya, Dion, meminta bloger untuk mengulas buku baru. Saya ngga kenal nama ini, tapi saya tertarik dengan judul kumpulan cerpennya, Dongeng Bahagia dari Sebelah Telinga. Ternyata saya sangat menikmati cerita-cerita di dalamnya. Berlanjut ke buku berikutnya, Tuhan Tidak Makan Ikan. Absurdnya makin terasa, tapi saya suka banget dengan diksi yang dipake penulis. Buku lainnya, Pelisaurus, saya jadi sadar, penulis ini lihai sekali bercerita keseharian, baik yang biasa maupun ke kebiasaan 'pribadi' seseorang. Ke-saru-annya teruji di buku ketiga yang saya baca. Demikian juga buku dengan judul Musuh Bebuyutan.
Dua sosok bernama Trijoko dan Dwitejo telah menjadi musuh bebuyutan sejak mereka sekolah. Dari masalah cewek, persaingan geng, berlanjut di dunia kerja. Trijoko tak pernah menyangka bakal bertemu lagi dengan musuh jaman sekolahnya ini. Setelah menganggur sekian lama, hoki kerjaan mampir ke Trijoko di sebuah penerbitan lokal. Harapannya untuk mendapat ketenangan dalam pekerjaan, langsung sirna begitu sosok musuh bebuyutan masa sekolahnya ini diperkenalkan di hari pertama ia bekerja.
Cerita mundur ke masa-masa mereka berdua duduk di bangku SMA. Dari tragedi tak sengaja memegang barang pribadi pacar Dwitejo, Trijoko sudah mulai mengalami bulan-bulanan dari Trijoko. apalagi waktu itu Dwitejo termasuk preman sekolah dengan gerombolannya yang bisa sewaktu-waktu 'menggarap' Trijoko.
Cerita kedua tokoh ini dikisahkan secara maju mundur dengan selipan banyak tokoh-tokoh figuran yang tersebar sepanjang novel. Claudia Qomariyah, kulup -- teman satu nasib dengan Trijoko yang menderita karena Dwitejo, Effendy--guru seni rupa mereka jaman sekolah, hingga Suryadi Baresi, kampiun sepak bola lokal yang tak jadi kampiun di klub yang berbeda. Itu masih sebagian ya, tokoh figuran yang tiba-tiba nongol dan dikisahkan dengan cukup detil untuk kemudian kembali ke persaingan Trijoko-Dwitejo. Nah, ini yang kadang membuat saya gemas. Saya sudah membayangkan persaingan apa lagi di antara mereka berdua di dunia kerja. Tapi ternyata penulis dengan enaknya bercerita tentang masa lalu keduanya. Bikin ngakak iya, bikin kesel iya juga 😁. Dan tidak lupa, sisipan cerita berbau erotis dan sedikit menjijikkan. Sebagai bukti kejijikan saya pada satu adegan di bagian ketika Dwitejo yang entah kenapa begitu bangga ketika ia bisa menulis namanya dengan huruf D penuh di dinding kamar mandi sekolah dengan air kencingnya. Huek.... Geli, tapi gilo juga sih. Hahaha... Endingnya, ya ampun .. rasanya mau saya lempar bom itu motor Tiger yang membawa si penata letak penerbitan lokal itu. Wkwkwkwkwk... Dan persaingan keduanya di tempat kerja hanya diceritakan di bagian akhir kisah dengan ending yang asyuuu syekaliii...
Biasanya, saya membaca penulis ini dalam bentuk kumcer. Tapi kali ini cerita dua sosok musuh bebuyutan ini diceritakan dalam bentuk novel. Bukunya tipis, tapi di awal, saya merasa font nya berasa kecil, belum lagi tidak ada bab yang memisahkan satu dengan lainnya. Padahal cerita bisa berbelok 180 derajat dari tokoh utama. Tapi itu lama-lama ngga masalah sih. Ya dinikmati saja.
Note: jangan baca buku ini di tempat ramai ya. Atau bakal memalukan diri sendiri 😅😅😅
0 Response to "Musuh Bebuyutan by Gunawan Tri Atmodjo"
Post a Comment