-->

Bentala Sella by Akaigita



Gramedia Digital 360 pages

Published 29 November 2023 by Gramedia Pustaka Utama

Rating 4,5/5

Gegara buku ini, saya jadi berlangganan Gramedia Digital lagi. Setelah kebijakannya banyak berubah, saya dan 4 teman yang lain jadi males memperpanjang premiumnya. Yang pengen tahu, tanya aja di kolom komentar ya :D

Akaigita kembali dengan tokoh-tokoh yang pernah ada di Enigma Pasha, novelnya terdahulu. Jika dulu
mereka masih duduk di bangku SMA, cerita di novel ini memiliki jeda waktu 10 tahun kemudian.
Bagaimana kabar Sella? Pasha? Priska? Si ganjen Emi? Dan si kawai Imoto? Sella sekarang sibuk dengan bisnis sayur hidroponiknya. Priska sudah punya anak satu. Emi sudah menikah selama 6 tahun, tapi masih centil juga. Dan Imoto sudah bekerja di luar pulau. Tapi center dari cerita ini tentu saja adalah Sella.

Dengan kebun sayurnya, Sella bersama ibunya mencoba bertahan hidup dengan menyetor hasil kebunnya pada supermarket. Meski tekun, hasilnya tetap saja tidak selalu memuaskan. Ada banyak pesaing sesama petani hidroponik yang sering menyingkirkan sayur Sella di etalase supermarket. Belum lagi dengan kesibukan Sella di kebun yang menyita banyak waktunya. Ternyata berkebun hidroponik tidak sesimpel yang sering saya lihat di video-video Youtube. Hmmm... Tapi saya masih pengen punya bak hidroponik sih di rumah. Penasaran pengen nyoba hahaha... Tapi ya belum punya sih :D

Di tengah keriuhan kesibukannya, Sella diajak menghadiri reuni SMA-nya. Meski ogah-ogahan, akhirnya Sella datang juga di acara reuni. Di sana, sosok yang paling tidak ingin temui, sekaligus sangat ia rindukan muncul. Pasha! Setelah menghilang sekian tahun tanpa kabar, Pasha muncul lagi di hadapan
Sella, dengan pesona yang masih sama. Saya lupa bagaimana hubungan mereka dulu di novel sebelumnya, tapi yang sempat diceritakan kembali adalah hubungan Sella dengan ayahnya yang sudah berpisah dari ibunya. Sosok ayah ini justru sekarang tinggal berama Pasha. Masih dengan kesibukannya di bidang seni, sesuatu yang tidak bisa dimengerti ibu Sella.

Cerita berlanjut tidak hanya melulu pada persaingan bisnis sayur hidroponik di supermarket, tapi juga
hubungan Sella-Pasha yang hangat-hangat tai ayam. Dan seperti biasa, ada sedikit cerita misteri yang
mengharuskan Sella dan Pasha harus menjadi detektif; mencari anak hilang dan sosok penyebar hoaks seputar hidroponik. Seru kan?
 
Sebagai orang yang suka berkebun, meski tidak tekun, saya suka dengan tema hidroponik ini. Sejak membaca sinopsisnya, saya sudah ngebet pengen baca. Saya jadi tahu bahwa berkebun hidroponik itu tidak gampang. Urban farming, istilah kerennya, sudah lama digaungkan untuk menarik minat para calon petani muda. Detil pekerjaan Sella di kebun cukup banyak dideskripsikan; mulai dari membersihkan pipa, menyingkirkan kotoran pada gully (jenis pralon kali ya?) sekaligus mencucinya, memanen sayur yang sudah cukup umur dan berat ideal hingga bisa diterima di supermarket, rumah kaca yang tidak selalu dari kaca (alih-alih dari plastik, biar ngga menyebar efek rumah kaca), hingga kemungkinan rumah kaca/ plastik itu bisa ambrol karena hujan deras. Oya, sebelumnya saya sudah tahu bahwa tanaman hidroponik ini tidak boleh terkena air hujan karena akan mengurangi unsur apaaa gitu. Makanya harus ada penutup di atasnya. (Dan ini yang bikin saya maju mundur untuk mencoba hidroponik. Kalo hujan, mau ditaruh di kamar? Hihihi...

Seperti biasa, saya suka dengan gaya penulisan Akaigita: ceria, lugas, to the point, dan lucu. Inner
thought dan grumbling-nya itu sering bikin ngakak. Kegombalan Pasha juga terkadang bikin krik krik
sekaligus melting. Plot twist cukup banyak dan penyelesaiannya juga memuaskan. Saya hanya berharap, si penulis menulis dari sisi Pasha. Kayaknya seru juga kalo ada. Yuukk bisa yuukkk :D

Saya penasaran dengan kata Bentala pada judul novel ini. Setelah sempat Googling, ternyata arti Bentala adalah tanah atau bumi. Hmmm... cocok sih. Bentala bisa diartikansecara harafiah sebagai tanah atau bumi dimana Sella dan sesama petani lainnya bercocok tanam. Selain itu bisa diartikan sebagai tanah dimana masing-masing karakter ini berpijak. Sella dengan hidroponik sayurnya, Pasha dengan passion kedokterannya, dan ayah Sella yang tak bergeming dengan kecintaannya pada seninya. Bentala, kata ini berasal dari kesusasteraan Melayu klasik. 

0 Response to "Bentala Sella by Akaigita"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel