-->

Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa by Zaky Yamani


Baca di Ipusnas 368 pages

Published April 21, 2021 by Gramedia Digital Pustaka 

Rating 3,5/5

Karena saya sudah pernah membaca salah satu karya Zaky Yamani yang memenangkan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2021 sebagai pemenang pertama, berjudul Kereta Semar Lembu, ngga salah kalau saya juga pengen membaca karyanya yang lain. Pilihan saya jatuh pada buku ini. Sayangnya, di Ipusnas harus antri. Sementara di Gramedia digital hanya tersedia buku keduanya. Aneh, padahal yang menerbitkan buku ini adalah Gramedia. Akhirnya, setelah mengantri sekian lama, buku ini tersedia juga di Ipusnas.

Dan mulailah perjalanan panjang saya bersama Samiam.

Dimulai dari penemuan buku dengan bahasa yang aneh, dua orang penjelajah berusaha mencari satu buku lagi yang tersisa. (Waktu membaca prolog ini, saya ngga kepikiran bahwa buku ini akan menjadi trilogi. Yang saya tahu, hanya ada dua buku dari seri perjalanan Samiam).

Cerita dimulai dari 3 Januari 1543, buku ini mengambil sudut pandang Samiam, si tokoh utama dari buku ini. Bertempat di Portugal, Samiam tinggal bersama ayah ibu adopsinya. Ibu kandungnya meninggal setelah sejenak bertemu dengan Samiam, dengan peninggalan surat-surat yang ditujukan pada dirinya. Sejak saat itu,  Samiam sering mimpi didatangi sosok hitam yang memintanya untuk kembali ke tanah leluhurnya.

Sepanjang hidupnya, Samiam hanya tinggal di Lisboa, Portugal. Dan dia juga berpikir bakal hidup, menikah, beranak pinak di Lisboa. Tapi kenyataan membawanya harus menjelajah panjang menuju ke tanah leluhur ayahnya.

Siapa gerangan ayahnya? Menurut cerita dalam surat-surat ibunya, ayahnya adalah seorang pangeran dari kerajaan Sunda di Jawa. Ada banyak nama-nama yaang mungkin dulu pernah saya baca atau dengar ketika masih belajar sejarah ketika duduk di bangku sekolah. Seperti Vasco da Gama, Alfonso d’Alburqueque, dan beberapa nama lainnya. Jadi apa hubungannya nama-nama tersebut dengan Samiam?

Samiam dibesarkan di sebuah keluarga yang menganut Kristen yang sangat kuat. Tanpa ia tahu, keluarganya tergabung pada sebuah kelompok yang dianggap pengkhianat sekaligus pemberontak bernama Porto de Graal. Kelompok ini sangat dekat dengan masyarakat bawah, budak, dan orang-orang yang tertindas. Jadi ketika kerajaan dan gereja Kristen mulai tidak membela kaum bawah, kelompok ini mulai beraksi. Karena itu pula, hidup Samiam harus berpindah-pindah menghindari para pemburu anggota Porto de Graal ini.

Dengan setting Portugal, tentu saja banyak nama-nama orang Portugis yang disebutkan dalam novel ini. Mereka yang membuka perdagangan rempah di negara-negara seputar Portugal hingga Malaka (kelak hingga Jawa). Daerah-daerah yang sempat dikalahkan oleh Portugal dan menjadi daerah jajahan mereka, semata-mata untuk menguasai perdagangan rempah. Ngga heran jika satu hari, Portugis ini juga sempat menjajah Indonesia. Setelah saya cek di wikipedia, ternyata Portugal ini telah mendarat di Indonesia tahun 1511 dengan dipimpin oleh Alfonso d’Alburqueque. Portugis ini berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah hingga menyebabkan konflik dengan Kerajaan Ternate dan Tidore di Maluku.

Portugal ini juga cukup banyak meninggalkan jejak di Indonesia, salah satunya adalah agama Kristen/ Katolik. Samiam dan keluarganya sebenarnya sangat toleran terhadap semua agama.

Betapa benar apa yang diyakini Porto de Graal: seharusnya dunia dibangun atas kesepahaman antar manusia agar perang tak pernah lagi terulang. Manusia seharusnya berdiri sederajat agar tak ada lagi perbudakan dan pedagangan yang merugikan (hal 357).

Dengan melakukan perjalanan panjang ini, Samiam menjadi mengenal banyak orang dari suku dan bangsa berbeda, termasuk agama yang berbeda. Belum lagi beberapa kali ia harus menyamar menjadi pedagang rempah dari daerah yang sebelumnya belum pernah ia kenal (selain menjadi pedagang, Samiam ini bisa juga jadi aktor ya karena kemampuannya bergaul dwngan banyak orang dengan identitas yang sama sekali berbeda).

Membaca novel ini saya sebenarnya mulai agak bosan. Dibandingkan dengan Kereta Semar Lembu, buku ini ‘agak melelahkan dan membosankan. Mungkin karena novel ini ditulis dalam bentuk catatan harian Samiam dengan banyak catatan masa lalu ibunya dan cerita teman seperjalanan Samiam. Jadi, kadang agak membingungkan antara cerita masa kini, atau masa lalu. Tapi, membaca ini paling tidak saya jadi sedikit tahu sejarah tentang penyebaran agama Kristen dan peta perdagangan rempah-rempah dari Eropa hingga Asia.

Note: 

Buku kedua tersedia di Gramedia digital. Hasrat mau berlangganan waktu ada diskon periode 14-24 April 2025 kemarin. Tapi mengingat saya agak bosan dengan kisah panjang ini, jadi batal. Tapi begitu lembar terakhir buku ini, ternyata Samiam sudah nyampe di tanah Jawa dan sudah mengucap syahadat, saya jadi penasaran. Duh.... ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

0 Response to "Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa by Zaky Yamani"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel