-->

Around The Genre: Children Literature Author—Roald Dahl + GA




Quote diatas mungkin kalah popular dibandingkan quote “Those who don’t believe in magic will never find it”. Tapi cobalah tengok, ada berapa quote-quote cantik dari Roald Dahl, ada banyak sekali hingga membuat saya kebingungan yang manakah yang ingin saya masukkan dalam posting khusus ultah BBI ke-4 dengan tema Around The Genre ini. Nah, ada berapa banyak fans Roald Dahl disini? Ada berapa buku karya Dahl yang sudah kau baca? Oke, kali ini saya ingin menulis sedikit tentang Roald Dahl, sebagai penulis childlit favorit saya. Ohya, di akhir posting ini, saya ingin berbagi satu buku childlit yang bisa menambah koleksi di lemarimu. Haseeeggg…  :D

Siapa tak kenal Charlie and Chocolate Factory, Mathilda, The BFG, The Twits, The Witch, dan masih banyak karya Dahl lainnya yang pernah dibuat boxsetnya oleh salah satu penerbit ternama di Indonesia. En, saya sudah punya dongg… #bangga…  Bagi beberapa pembaca karya Dahl, ada beberapa komentar yang dilontarkan seusai membaca beberapa bukunya: lucu, sedikit sadis, tak terlalu rekomended untuk bacaan anak-anak, gelap dan suram, dan masih banyak lagi. Mari kita tengok sedikit tentang kehidupan Dahl.

Masa Kecil Roald Dahl
Lahir di Llandaff, Cardiff, Wales, 13 September 1916, Dahl menuliskan kisah masa kecilnya di buku Boy: A Tale of Childhood (review). Ada bnyak kisah suka dan tentu saja duka yang dialami Dahl kecil, yang nantinya akan mempengaruhinya dalam menuangkan kisah-kisahnya. 

Dahl, seperti layaknya anak-anak lainnya, suka sekali dengan permen yang ia beli bersama teman-temannya di toko permen Mrs. Pratchett, yang ia gambarkan sebagai sosok mengerikan nan jahat. Pengalamannya tentang toko permen ini lah yang kemudian membawanya menulis tentang kisah Charlie and Chocolate Factory. Sosok keji lain selama Dahl kecil, ada di sekolahnya. Kepala sekolahnya mungkin tipikal kepala sekolah yang ingin dihormati setengah mati oleh murid-muridnya. Kekejiannya dibuktikan oleh hukuman-hukuman rotan yang ia berikan pada murid-muridnya. Menjelang remaja, Dahl masih juga mencicipi bullying dari kakak-kakak kelasnya di sekolah. Satu hal yang masih saya ingat adalah, hukuman yang diberikan padanya, untuk menduduki toilet di musim dingin dengan *maaf* pantatnya hingga hangat untuk nantinya diduduki oleh sang kakak kelas ckckckck… Antara geli juga trenyuh :D

Masa Remaja Roald Dahl

Sebagian masa remaja Dahl sebenarnya tertuang dalam buku Boy: Tales of Childhood. Tapi sebagian besar lainnya ada dalam Going Solo (review), sekaligus kisah karir pertamanya setamat sekolah. Diterima di Shell Petroleum Company, Dahl ditempatkan di Tanganyika (sekarang Tanzania), dimana pada saat itu keadaannya masih sangat indah nan buas. Dari seorang pekerja Shell Petroleum Company, Dahl berpindah menjadi pilot perang ketika Perang Dunia II dimulai. Cikal bakat Dahl sebagai seorang penulis sudah terlihat dengan menuliskan surat-surat pada ibunya, dengan gaya jenaka. Selain itu, ia juga mulai menulis kisah pengalamannya dengan ular yang sering kali ia temui disana. Siapa sangka, seorang Dahl memulai tulisannya dari seekor ular!!!

Karya-karya Roald Dahl

Bagi beberapa orang yang mengenal Dahl sebagai penulis, akan selalu mengira bahwa Dahl adalah penulis buku anak-anak karena memang buku-buku yang beredar disini adalah buku untuk genre anak-anak. Sebut saja Charlie and Chocolate Factory, Matilda, The BFG (review), The Twits, The Witches, James and The Giant Peach (review), dll. Tapi siapa sangka jika Dahl termasuk kategori penulis genre dewasa? My Uncle Oswald adalah novel dewasanya yang pertama. Isinya? Fyuh fyuh…. Tentang seseorang yang bernama Oswald itu, berjualan obat kuat, yang telah ia buktikan sendiri keampuhannya. Tak terhitung berapa cewek yang sudah tekuk lutut dibawah si paman ini. Cover-nya aja termasuk syur lo hohoho…. Selain My Uncle Oswald, ada juga Kiss Kiss dan Switch Bitch serta novel kumpulan kisah horror. Selain itu, Dahl juga banyak menulis kisah-kisah pendek yang kemudian ia bukukan seperti dalam Tales of Unexpected, Someone Like You, dll


Menilik  deretan karyanya di Goodreads, saya menemukan banyak sekali judul yang bagi saya asing yang saya juga bahkan tak tahu itu masuk genre yang mana hahaha…. Ah, tapi tulisan ini khusus menyorot Dahl sebagai penulis buku-buku anak-anak kok ya. Oke, balik lagi ke topik awal :D

Penghargaan bagi Roald Dahl
Berbeda dari penulis buku lain yang banjir penghargaan, Dahl tercatat mendapat tiga penghargaan Edgar Awards pada tahun 1954 untuk karyanya Someone Like You; tahun 1959 untuk karyanya The Landlady, dan Tales of The Unexpected di tahun 1980. Sementara itu tahun 1983, Dahl juga menerima penghargaan World Fantasy Award for Life Achievement dan Britsih Book Award tahun 1990.

Kritik terhadap karya Roald Dahl

Seorang teman pernah menyebutkan bahwa  ia kurang menyukai karya Dahl sebagai buku anak-anak. Sebut saja Danny and the Champion of the World (review). Danny dan ayahnya, saling berkolaborasi mencuri ayam dari tetangganya yang menyebalkan. Mencuri, bayangkan! Meski si ayah digambarkan sangat dekat pada anaknya (gambaran kerinduuan Dahl pada ayahnya), juga idola bagi anaknya, si ayah ini memberikan trik bagaimana ‘membius’ ayam hingga si ayam terlena dan kemudian dicuri. Saya membacanya dengan kepala enteng, tanpa beban apapun, tapi bagi teman saya, ini adalah contoh buruk bagi anak-anak. 

Pernah membaca George’s Marvelous Medicine (review)? Hahaha…. Obat disini ternyata adalah obat efektif ‘menghilngkan’ si nenek yang cerewet nan bawel. ‘Menghilangkan’ disini tidak sama dengan membunuh tapi sepertinya tetap ada kesan jahat dari kisah ini. Beberapa review di Goodreads mengatakan terhibur dengan ide konyol si George ini, beberapa yang lain bergidik. Saya? Ngakak terus sepanjang kisah…

Saya menemukan artikel menarik seputar kesuraman kisah-kisah dalam karya-karya Dahl ini. James and The Giant Peach sebagai karya pertama Dahl, menggambarkan seorang anak yang membalas dendam pada orang dewasa yaitu dua bibinya. Matilda, judul popular lainnya, juga menggambarkan dendam yang sama. Matilda kecil tidak mendapatkan perhatian yang selayaknya dari oprangtuanya, hingga ia menggunakan daya sihir terpendamnya untuk memperdaya orangtuanya. 

Balas dendam, kemarahan, ketamakan tersebar disana-sini dalam kisah-kisah Dahl. Menurut seorang kritikus buku anak dari Koran Times, Amanda Craig, there's also a "streak of rather unpleasant misogyny". In a Freudian sense, female characters are either warm and loving like the "supportive, luscious peach" or evil like the wicked aunts. It's a simple duality that children are used to. (sumber BBC news).

Berbicara tentang kesuraman, tak sedikit kisah-kisah klasik yang tak kalah suram: Heidi karya Johanna Spyry yang hidup bersama kakeknya yang galak (meski ternyata baik hati), Hansel and Gretel tak kalah suram dengan adanya si penyihir yang ingin memasak dan memakan mereka. Dahl tak kalah sadisi dalam kisah-kisahnya yang memlintir kisah klasik macam Cinderella, Jack and The Bean Stalk, Red Riding Hood, Three Little Pigs, dl, dalam bukunya The Revolting Rhyme. Tak heran, ketika dipublikasikan pertama kali tahun 1961, James and the Giant Peach mendapat kritik pedas sebagai karya yang brutal, gelap dan vulgar.

Menurut Michael Rosen, seorang penyair, masa lalu Dahl yang membentuk karakter-karakter demikian dalam buku-bukunya. Di-bully teman sekolah, dihukum-pukul-pantat oleh kepala sekolahnya, dan meski mungkin bukan satu-satunya, Dahl adalah penulis buku anak dengan latar belakang pilot perang yang dalam kehidupan nyata harus bertahan hidup dengan membunuh. Dahl sangat memahami perasaan anak-anak yang menyimpan dendam terhadap orang-orang di sekitarnya yang telah berlaku tidak adil terhadapnya. Dalam The Magic Finger, dendam bahkan bisa disalurkan dari jari telunjuk seorang anak yang kesal. Jika ingat pada masa kecil kita, sering kali kita juga membayangkan membalas dendam pada seseorang yang berlaku demikian dengan gaya imajinasi kita sendiri. Dahl mewujudkannya dalam bukunya. Ketika melihat dari sisi ini, saya merasa maklum. Craig sepertinya mengamini pendapat saya ini dengan mengatakan “And the old shouldn't object. For when we read Dahl we all become children again”. Hahaha… Setujuu…

It’s Giveaway time!!!!

Dan saatnya saya akan memberikan bagaimana cara mendapatkan hadiah dari GA yang sudah saya sebutkan di posting kemarin, yaitu satu buku dari RJ. Palacio, Wonder edisi terjemahan (segel)

Caranya gampang banget:

“Sebutkan salah satu buku dari Roald Dahl yang sudah kau baca dan apa kesanmu terhadap buku itu? Jika kau belum pernah baca karya Dahl, kira-kira buku yang mana yang ingin kau baca dan mengapa?”.

Tuliskan jawabanmu di kolom komentar disini ya. Satu orang yang beruntung dari hasil kocokan random.org akan mendapatkan hadiah GA dari saya. GA ini saya buka dari hari ini hingga tanggal 13 April. Pemenang  akan diumumkan tanggal 15 April bersamaan dengan GA Hop ultah BBI ke 4.

Have fun with the event: Around the Genre, folks :))

Sumber tulisan:

37 Responses to "Around The Genre: Children Literature Author—Roald Dahl + GA"

  1. harusnya sdh kuduga lila bakal membahas Dahl :p

    Buku anak-anaknya RD sudah sekitar setengah yang kubaca, dan aku yang termasuk orang yang punya mix-feeling thd isi dongengnya. Meskipun suka dengan kelucuannya, tapi kesan "evil"nya juga cukup mengganggu. Yang paliiiiing gak berkesan jahat sih, menurutku The Giraffe and The Pelly and Me. Yang satu itu bener-bener lucu, hangat dengan persahabatan dan gak ada tokoh jahat nan keji *halah* Membayangkan sebuah "Perusahaan Pembersih Jendela Tanpa Tangga" aja aku udah ngakak duluan. Kok ya paaasss gitu lo, para pekerjanya itu.... :D :D :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa... The Giraffe...itu emang lucuuu banget and kiyut... Gambarnya apalagi... Mau George's Marvelous Medicine, ka Cyn? ntar ku pinjemi, biar mrinding mrinding asik :D

      Delete
  2. Believe me, buku Roald Dahl yang sudah aku baca baru Matilda.
    aku mah apa atuh dibanding mba lila & fans Opa Dahl lainnya.
    Tapi baca lebih jauh tentang Opa Dahl lewat artikel ini, aku jadi kepingin mengeksplor lebih.
    *mungkin mba lila bisa ngadoin aku boxsetnya biar aku semangat baca *kedipkedip #ngelunjak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duh, Ziyyy... kok baru satu yang dibacaaaa??? Eh, ni boxset aku juga dapet diskon gedhe dengan plastik box yang rusak. Asal bukan bukunya saja yang rusak, ga masyalaahh :D

      Delete
  3. Aku belum pernah baca bukunya Roald Dahl satupun, Kak. --"
    Padahal kepengin banget Wonder-nya soalnya udah ngincer dari lama..
    Hihi..
    Semangat buat yang ikutan. :D
    Makasih giveaway-nya, Kak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Zuhelvoyani
      Pertanyaan untuk GA-nya aku tambahin tuh. Masih bisa ikut kok. Silakan ditambah komennya yaaaa.... :D

      Delete
    2. Huwaaaa~ Senangnyaaa~
      Terima kasih banyak, Kak Lila. Baik banget. :')

      Buku Roald Dahl yang ingin sekali saya baca adalah .. The BFG: Raksasa Besar yang Baik!
      Saya, yang baru saja mengenal bagaimana karakter tulisan dari Dahl, sekarang jadi ingin mencari bukunya! Mungkin memang tidak banyak yang setuju dengan buku-buku anak yang 'sadis' seperti karya Dahl ini. Tapi dengan gaya jenakanya, saya kira buku-buku Dahl tetap bisa dikonsumsi anak-anak dengan arahan orang tua, tentunya.
      Pantas saja banyak orang dewasa yang juga mengidolakan Dahl. Ternyata tulisannya juga bisa menyindir kalangan yang tidak lagi anak-anak.
      Saya ingin The BFG sebagai karya Dahl yang pertama kali saya baca. Sungguh, sangat penasaran dengan bagaimana Kak Poppy D. Chusfani menerjemahkan bahasa tomat BFG yang kacau balau agar tetap enak dan lucu saat dibaca. XD
      The BFG juga membuat saya penasaran bagaimana kelanjutan cerita Sophie dan BFG. Apakah anak umur 9 tahun ini akhirnya menjadi pemberani?
      Psst, saya juga penakut, soalnya. Hihi..

      Delete
  4. Huhuhuuu Roald Dahl, hampir semua bukunya sukaaaa <3

    Saya paling suka Matilda karena menyangkut tentang buku. Tentang anak yang dilarang membaca sama orang tuanya tapi dengan semangat dia pergi dengan sendirinya ke perpustakaan dan mulai membaca. Saya juga terkesan dengan matilda yang sudah mulai membaca buku-buku klasik dewasa diusianya yang masih kecil. Duh jadi minder, hahaha. Pokoknya suka Matilda

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, banyak ya yang suka Matilda. Ngeper juga sama selera Matilda akan buku2 klaski dan bantal pula hahaha...

      Delete
  5. Dear Rosidah (semoga bener namanya ya)
    Maaf, komennya kehapus karena waktu autorisasi komen yang kepencet malah Delete. silakan komen ulang yaaa. Sekali lagi maafkeun :))

    ReplyDelete
  6. Buku pertama Dahl yang saya batja adalah Charlie and The Chocolate Factory dan... tidak menyangka kalau bukunya kocak abis! Dan, sekali lagi, tidak menyangka, kalau kata-katanya dari percakapannya hingga lagu yang dinyanyikan Oompa-Loompa begitu beritma (saya kebetulan membatja buku Dahl edisi bahasa asli, jadi tidak tahu yang edisi terjemahan apakah juga berima atau tidak).

    Buku Dahl adalah buku anak-anak, dan memang sadis, tapi saya rasa masih aman untuk dibatja anak-anak. Selain mengajarkan banyak hal, juga mengajarkan bahwa dunia itu tidak sekedar hitam dan putih (:

    ReplyDelete
  7. Hallo kak, makasih sebelumnya buat kesempatan ikut Giveaway nya... buku Wonder tsb uda lama banget masuk wishlist..berharap bisa beruntung *crossfinger ^^

    Buku Roald Dahl yang pernah kubaca adalah Matilda, The Twits, James and Giant Peach , Boy: Tales of Childhood, The Enormous Crocodile, Danny The champin of the World saat ini sedang dibaca.
    Sedangkan buku lainnya masih dalam proses hunting :)
    Kepengen punya boxset nya, namun udah terlanjur beli satu2 jadi sayang kalau dobel.

    Kesan pertama ketika aku membaca buku Roald Dahl, aku sedikit kaget juga karena banyak adegan balas dendam dan kekerasan. Tapi menurutku, kita sebagai orang dewasa tidak apa-apa membaca buku yang seperti ini, aku ambil sisi positifnya saja yaitu humornya dan semangat untuk tetap berjuangnya.
    Namun, menurutku lagi buku karya Roald Dahl kurang cocok untuk anak yang baru belajar baca atau masih dalam masa pengembangan diri karena anak-anak kecil merupakan peniru ulung, ia akan dengan mudahnya meniru apa yang dibacanya.
    Karena itu lebih baik kita sebagai orang dewasa mendampingi anak-anak ketika membaca suatu buku dan membimbingnya...
    Demikian opiniku :)
    Once again makasih ya kak untuk GA nya ^^

    ReplyDelete
  8. Saya belum pernah baca karya Roald Dahl, saya suka nyari tiap ke toko buku tapi pasti out of stock semua TT TT Saya pernah nonton salah satu film yang diadaptasi dari buku beliau, Charlie and the Chocolate Factory dan saya sukaaa banget! Dari buku-bukunya Roald Dahl yang paling bikin saya penasaran adalah Danny and the Champion of the World. Kayaknya seru aja 'kolaborasi' Ayah dan Anak untuk mencuri ayam tetangga. Iya sih, mencuri itu nggak baik, tapi selama kita bacanya cuma untuk hiburan dan nggak untuk ditiru kan nggak masalah hehehe

    ReplyDelete
  9. Buku Roald Dahl yang pernah aku baca itu Charlie and the Great Glass Elevator dan The Twits.. Kedua buku ini hadiah GA monthly dari kak Oky.. Jujur aja, pas GA waktu itu banyak yang komentar excited karena hadiahnya buku Roald Dahl.. Aku yang gak tau ini penulis apaa yaa biasa aja, tapi alhamdulillah menang.. Dan, akhirnya pas buku dah sampe aku pun tahu Roald Dahl adalah penulis Favorit Anak-Anak Sedunia.. ^_^))"> Aku cuma taunya baca Bobo waktu kecil ^_^))"v

    Kesannya.. Bikin emosi !

    Iyaa, soalnya aku memang gampang emosian kalo baca cerita terus tokohnya itu serakah, jahat, dan egois ! Contohnya di Charlie and the Great Glass Elevator, disitu ada Grandma Georgina yang menurut aku serakah sekali pas Mr Wonka membagikan Wonka-Vite.. Saking serakahnya karena ingin muda kembali, dia langsung meminum empat buah pil.. Padahal satu pil saja bisa membuat umur berkurang (menjadi muda) 20 tahun.. Sedangkan Grandma Georgina baru berusia 78 tahun.. Jadilah, umurnya Grandma Georgina saat itu berada diminus 2 tahun.. Menurutku, orangtua yang satu ini gak cuma serakah tapi bodoh ^_^))v

    ReplyDelete
  10. Buku Roald Dahl yang pengen kubaca itu Matilda, alasannya kenapa? simple, cerita tentang seorang anak yang gemar membaca yang ternyata memiliki kekuatan telekinesis! Pasti seru! aku juga sudah menontnon filmnya duluan sih hehe. Sebenarnya sekarang lagi baca buku Roald Dahl juga yang Rhyme Stew semoga bisa cepat selesai! :)

    ReplyDelete
  11. Wah, aku pernah membaca beberapa karya literatur Roald Dahl, seperti Charlie and the Chocolate Factory, Fantastic Mr. Fox, Esio Trot, Matilda, dan The Witches. Pernah juga baca Charlie ke-2 tapi ga selesai karna menurutku cerita nya sudah ga jelas, naik lift kaca sampai ke angkasa dan bertemu alien :P

    Semua karya Roald Dahl aku suka (keculai Charlie #2) karena enak dibaca dengan kalimat yang mudah dicerna (karna buat anak kecil kan haha), ditambah bumbu fantasi seperti di Matilda dan The Witches.
    Buku yang paling aku suka yaitu The Witches, karena ide nya 'gila', menceritakan penyihir ternyata hidup di sekeliling kita (bahkan mengadakan rapat penyihir tahunan di gedung hotel!). :D
    Pokoknya karya Roald Dahl itu buku bacaan wajib buat anak - anak (bahkan orang dewasa sekalipun masih enjoy membacanya) :)

    ReplyDelete
  12. Buku om Roald Dahl yang pertama kali aku baca adalah Danny, the Champion of the World yang sebenernya hadiah buat adekku malah aku yang baca. Setelah selesai baca kesan yang aku dapat itu campur aduk. "Ini ceritanya emang pendek banget atau akunya yang menikmati petualangan di bukunya?" Memang sih banyak unsur yang harusnya tidak boleh anak tiru di buku ini (kayak mencuri, balas dendam) tapi hebatnya om Dahl akan menuliskan dampak/akibat yang akan kita alami kalau kita berbuat buruk atau jahat. Jadi nggak ada salahnya mengenalkan buku om Dahl lainnya ke anak-anakku nanti :)

    ReplyDelete
  13. Saya belum pernah membaca buku Roald Dahl sebelumnya. Pernahnya nonton movie yang ceritanya diangkat dari bukunya macem Matilda dan Charlie and Chocolate Factory.
    Untuk buku Roald Dahl yang pengen saya baca... Entah kenapa saya tertarik pada Boy : Tales of Childhood, penasaran aja gimana masa kecil penulis yang katanya mempengaruhi gaya penulisannya kemudian.

    ReplyDelete
  14. Belum pernah baca karya beliau-_-
    Padahal sejauh ini cukup penasaran sama karya-karyanya yang cukup sering dibahas dimana-mana.
    Btw, aku penasaran sama novel pertamanya yang berjudul : James and The Giant Peach.
    Kenapa? Karena saya biasanya menilai bagus-tidaknya cerita seseorang dari karya awalnya. Kalau karya pertamanya aja udah bagus gimana selanjutnya?

    hihi..

    ReplyDelete
  15. Mbak, aku masih kepikiran, kalau kita yg membaca buku anak2, dengan anak2 yg membaca buku yg sama, kesannya pasti beda. Orang dewasa mungkin berpikir, wah ini sadis, anak2 bisa trauma, contoh yg buruk, mereka bisa niru, dsb, padahal belum tentu kan anak2 berpikir seperti itu. Apalagi anak2 pasti punya imajinasi yg jauh lebih besar daripada kita yg sudah kena asam garam kehidupan, dimasak sampe mendidih, terus..eh, kok jadi pindah dapur...pokoknya kan gitu. Pingin membuktikan, tapi belum nemu anak yg bisa diajak diskusi tentang buku anak2.

    ReplyDelete
  16. Ikutan ya kak!
    Saya masih dalam proses membaca Charlie and The Chocolate Factory. Menurutku buku-buku Roald Dahl itu seru sekali. Ide ceritanya selalu beda dari yang lain. Cocok untuk dongeng sebelum tidur.

    ReplyDelete
  17. Jujur, aku belum pernah baca karyanya sama sekalii >.< tapi aku tertarik buat baca The Witches sama Boy: Tales of Childhood ^^ aku tertarik baca the witches soalnya aku suka semua novel berbau penyihir gitu kak, hihi :D kalo yang Boy: Tales of Childhood itu karena aku suka ngebahas masa kecil orang lain ataupun masa kecil aku sendiri, soalnya seru dan menarik, pasti ada aja kejadian aneh, lucu, dan ada juga yang efek nya baru terasa setelah kita dewasa. Mengingat masa lalu itu merupakan hal yang menyenangkan buat aku, apalagi aku juga penasaran nih sama Roald Dahl, pengen tau cerita masa kecil nya, keliatan nya seru ^^

    ReplyDelete
  18. Buku Roald Dahl yang paling berkesan "Charlie and the chocolate factory". Bukunya mengajarkan anak supaya rajin membaca, tidak melulu menonton televisi, dan juga mengajarkan kita sebagai orang tua untuk tidak terlalu memanjakan anak. Selain itu kemiskinan yang digambarkan dalam buku itu dilalui dengan kesabaran dan kasih sayang antar anggota keluarganya yang pada akhirnya berbuah manis. Kelucuan Ompa Lompa dan kreatifitas Willy Wonka patut diacungin jempol. Salah satu karangan Roahl Dahl yang terbaik....

    ReplyDelete
  19. Ikutan giveaway-nya dooong :)

    Walaupun suka Charlie dan Mathilda, karya Dahl yang paling berkesan ama aku tuh yang The Revolting Rhyme. Sambil baca buku itu aku terheran-heran sendiri, daripada Dahl dapat ide mengubah dongeng-dongeng ini menjadi begitu mengerikan tetapi diselimuti dengan bahasa yang lucu dan sangat berirama.

    Aku nggak bisa berhenti tertawa saat membaca buku ini, tetapi pas selesai membaca tidak bisa tidak terpikirkan bahwa cerita yang disampaikannya ternyata begitu suram :(

    ReplyDelete
  20. Buku Roald Dahl yang paling berkesan buat saya: Charlie and The Chocolate Factory. Mainstream, memang, tapi tak dapat dipungkiri bahwa saya cinta semua hal yang ada dalam buku tsb, terutama Chocolate Factorynya. Buku anak yang sederhana tapi ngena, penuh pesan moral yang sangat natural--tidak ada maksud menggurui. Penuh humor yang fresh dan cerdas. Ohhh i really love it!

    ReplyDelete
  21. ADUH ROALD DAHL. FAVORIT SAYA. Dulu pernah nemu di salah satu toko buku yang ngejual satu set buku-buku beliau yang terjemahan dalam Bahasa Indonesia dan didiskon, tapi pas saya mau beli, bukunya udah nggak ada. Sedih. :((

    [lho kok curhat]

    Buku yang berkesan bagi saya itu autobiografi yang dia buat, judul Inggrisnya Boy: Tales of Childhood (kalau versi bahasa Indonesia namanya Boy: Kisah Masa Kecil). Walau setengah-percaya-setengah-ga-percaya sama yang diceritain (ada permen yang dibuat dari bahan aneh-aneh, apalagi saya lupa), tapi kesan ceritanya hidup banget. Saya terharu baca endingnya. Yang saya sayangin, bukunya sekarang hilang gatau di mana

    Semoga menang ah GA-nya~

    ReplyDelete
  22. Udah baca beberapa karya oom Dahl. Dan buku pertama yang kubaca adalah The Enormous Crocodile. Kisahnya ringan, bukunya tipis banget, dan benar-benar cocok untuk anak-anak karena penuh gambar.

    ReplyDelete
  23. Selain Matilda, buku Roald Dahl yang paling amat berkesan adalah The Witches - Ratu Penyihir.

    Semua buku-buku Dahl itu magis, pintar dengan jenaka namun sarat makna bagi anak-anak, buku yang bener anak-anak banget!

    The Witches menjenakakan tentang kisah penyihir yang bisa saja ada di sekliling kita. Katanya, penyihir sangat membenci anak-anak dan mereka akan menggunakan segala cara untuk menyingkirkan anak-anak nakal. Aku percaya, bahwa sebenarnya penyihir itu nggak ada, diada-adakan agar bisa menakut-nakuti anak-anak agar cepat tidur dan nggak menyusahkan orangtuanya. Haha, tapi siapa yang tahu kalau orang-orang di hadapanmu adalah penyihir atau bukan? Buku ini KEREN!

    @asysyifaahs
    asysyifaahs[at]yahoo[dot]com

    ReplyDelete
  24. ada beberapa buku Om Roald Dahl yang sudah kubaca. karena harus pilih satu, aku akan pilih yang judulnya The Enormous Crocodile. ceritanya lucu tentang buaya yang ingin makan manusia. dia melakukan manipulasi segala macam yang pada akhirnya gagal total! xDD walau demikian, aku salut banget dengan usaha buaya itu. apalagi yang nyamar jadi pohon kelapa itu wkwkwkwk kok bisa kepikiran gitu si Om Roald Dahl. ajaib banget xDD oh iya, kesan abis baca buku ini sih lega sekaligus ketawa. menurutku endingnya lucu waktu si buaya menabrak matahari. semacam seneng lihat tokoh jahat menderita setelah melakukan kejahatan :p eh tapi pesan moralnya dapet banget lho. bahwasanya kelicikan gak akan pernah menang melawan kebaikan :D

    ReplyDelete
  25. belum pernah baca karya Dahl. pengen banget baca yang mathilda karena aku penggemar fiksi anak-anak dan sepertinya karya Dahl bagus2

    ReplyDelete
  26. Aku udah baca beberapa buku Roald Dahl. Tapi kalo disuruh milih apa yang paling berkesan, aku pilih Mr. Fox yang Fantastis. Awalnya karena direkomendasikan teman, tapi memang ini buku yang pertama aku baca dari Roald Dahl. Setelahnya ketagihan baca.

    Mr Fox mengajari untuk berbuat dengan cermat dan cerdik. Karena setiap langkah harus diperhitungkan. Ia juga membuat anak-anak jadi mau untuk bekerja keras. Seperti anak2 Mr Fox yang mau membantu ayahnya untuk menggali, menggali, menggali terus menerus sampai terowongannya jadi. Mr Fox mengajar cara untuk tidak mengenal putus asa, apalagi rasa takut. Ia selalu optimis mengajak anak2nya belajar melihat satu masalah dari sudut pandang lain.

    Roald Dahl dikenal sebagai pengarang favorit anak-anak sedunia. Bukunya diterjemahkan ke dalam 35 bahasa. Ia memulai karir menulisnya karena cedera setelah perang. Membaca Mr. Fox yang fantastis ini seperti melihat cermin diri yang ingin dipantulkannya atas apa yang pernah terjadi. Ia cedera, begitu pun dengan Mr. Fox yang kehilangan ekornya karena ditembak oleh tiga peternak yang jahat. Lewat kisah ini, ia ingin bercerita bahwa dalam tubuh yang cacat terdapat perasaan terluka.

    ReplyDelete
  27. Aku baru tahu kalau Charlie and Chocolate Factory itu punya Roald Dahl XD *lalu maryana ditendang keluar Bumi* Cuma pernah nonton filmnya doang. Gak cari tahu siapa penulisnya soalnya gak pernah tahu kalau itu cerita adaptasi buku XD

    Yang pengen dibaca? Boxsetnya :D Judul serinya apa itu lupa. Yang pasti mupeng banget lah kalau liat rak buku temen dan ada boxsetnya Roald Dahl. Salah seorang teman bilang kalau bukunya beliau termasuk buku yang wajib dibaca >.<

    ReplyDelete
  28. Saya blm pernah baca tp ya pengen baca George’s Marvelous Medicine. Obat penghilang nenek cerewet. Walaupun saya punya nenek2 cerewet, tp saya gak niat ngilangin mereka. Saya mau tau resep2 biar gak jadi nenek2 cerewet. Bagaimanapun, suatu saat nanti saya mungkin jd nenek2 dan ya gak mau ambil resiko dihilangin oleh cucu gara2 cerewet.

    ReplyDelete
  29. kak pengen beli box setnya dimana ya susah sekali cari

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Nabilah
      Sekarang emang sudah susah nyari boxset. Ya untung2an aja sih dapet. Aku di Semarang, tapi tu boxset aku dapet dari nitip teman di Gramedia sale di Solo. Diskon gedhe lagi... ^_~

      Delete
  30. Yaa ampuuun .. ini ulasan paling keren sejagad dewa!

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel