-->

Dari Datuk ke Sakura Emas by A. Fuadi, Clara Ng, Asma Nadia, Sitta Karina, dkk


Ebook Gramedia Digital 168 pages

Published April 2011 by Gramedia Pustaka Utama

Rating 4/5

Waaaahhh… begini rasanya membaca kumpulan cerpen dengan rasa nano-nano. Enggg… sebenarnya ngga terlalu nano-nano sih, karena rata-rata ending cerita dari masing-masing cerpen memiliki nuansa yang hampir sama: pahit! Hahahaha… Tapi itu yang saya suka. Apalagi saya hanya mengenal beberapa nama dari sekian penulis dari buku kumpulan cerpen yang kabarnya hasil royaltinya akan diberikan pada Pusat Dokumentasi Sastra HB. Jassin.

Yuk, review dikit, biar saya ngga lupa masing-masing cerita dari buku ini seperti apa. Kebiasaan buat saya, setelah baca terus lupa wkwkwkwk…

Datuk by A. Fuadi

Penulis buku Negeri 5 Menara ini bercerita tentang seorang datuk yang diangkat warga sekitar untuk menjadi sosok bijak, pemberi petatah petitih, berperan penting di acara batagak pangulu, hingga keluk-keluk terompa datuak. Kesibukannya sebagai datuk ini tidak berbanding lurus dengan derasnya rejeki hingga keluarganya bingung bagaimana mencari biaya untuk sekolah lanjutan si buyung. Sang datuk memiliki kesempatan sedikit ‘membelokkan’ adat demi mendapatkan rejeki berlebih.

Hmmmm…. Membaca ini saya jadi kepengen baca buku berlatar belakang adat di Indonesia. Saya kok jadi ingat masih nimbun satu bukunya Andrea Hirata wkwkwkwk…

Sebuah Keputusan by Alberthiene Endah

Sebuah kisah romans yang sedikit panas dari manusia urban di kota besar. Kegalauan akan usia yang semakin mendekati kematangan, dan desakan orangtua untuk menikahi jodoh yang sudah ditentukan.

Hmmm… endingnya memang ngga ketebak, tapi kisah cinta semacam ini cukup banyak saya dapatkan dalam cerpen. Yang baru saja saya selesaikan adalah kumcer dari Yusi Avianto Pareanom. Memiliki garis besar yang sama, tapi tone yang sedikit berbeda. Tone Paman Yusi lebih asik buat saya, kocak!

Ke Seberang Dermaga by Andrei Aksana

Kisah tentang patah hati selalu membawa seseorang dalam pelarian tak tentu arah. Seorang istri yang mengetahui sang suami berselingkuh membawa dirinya dalam sebuah perjalanan, perjalanan apakah ia akan kembali—memaafkan sang suami atau sebaliknya, perjalanan untuk meninggalkan sang suami selamanya.

Saya pernah membaca satu atau dua karya Andrei Aksana. Ceritanya kalo ngga salah berkutat pada masalah rumah tangga dengan bumbu sedikit panas. Sangat aneh cerpennya disini tidak menyangkut pautkan ‘hawa panas’ yang biasa hahahaha… Ya iyalah, royalty buku ini diberikan pada Museum Sastra je…. Ngga enak memasukkan unsur panas-panas disini hihihihi…

Emak Ingin Naik Haji by Asma Nadia

Seingat saya, saya seperti sudah pernah membaca cerpen ini, entah dimana. Memang sih semua cerpen disini sudah pernah tayang atau rilis di media massa, tapi sebenarnya, jujur saja, nama Asma Nadia ini tidak masuk dalam radar genre bacaan saya. Tapi yang ini, OK sih. Berkisah tentang perjuangan seorang anak yang ingin memberangkatkan sang Emak naik Haji. Segala usaha ia lakukan, bahkan usaha yang tidak diridhoi Emaknya sekalipun. Ia hanya ingin si Emak melihat Mekah di usia senjanya.

Pagi di Taman by Avianti Ahmad

Membaca kisah ini, berasa menonton drama satu babak bergenre slice of life. Saya jadi membayangkan, duduk bersama seorang sahabat terdekat, atau bersama satu anggota keluarga terdekat dan mengobrol tentang usia yang mendekati senja dan mengenang beberapa kenangan masa lalu, yang manis dan pahit sekaligus, sambil mencecap teh, atau kopi di suatu sore. Sebuah potongan bayangan yang menyenangkan sekaligus sedikit menyeramkan. Menyenangkan, ketika kita bisa menua bersama, menyeramkan ketika salah satu dari kita harus siap kehilangan satu sama lain sewaktu-waktu. Menulis ini saja membuat saya pengen mewek huhuhuhu….

Misalkan ini Adalah Dongeng by Clara Ng

Setelah membaca satu kumcernya, Malaikat Jatuh, membaca karya Clara NG yang ini tidak membuat saya shock. Selama ini saya memang cukup menghindari namanya semenjak merasa tidak cocok dengan dua novel terdahulunya, DimsumTerakhir dan Blackjack. Tapi saya kembali mencoba membaca karyanya, MalaikatJatuh, dan saya jadi sukaaa… Hmmm… sedikit absurd memang untuk syarat menjadi favorit saya, asalkan dia agak absurd dan memiliki plot twist yang mencengangkan, sah sudah menjadi favorit saya hahahaha…

Ini adalah kisah pahit seorang bocah yang berkebutuhan khusus. Deritanya tidak hanya pada status berkebutuhan khusus saja, tapi juga kehilangan seorang  ibu si usia sangat muda dan mengalami pelecehan seksual dari orang terdekatnya sendiri.

Periiihhh sekali, jendral …

Mencari Herman by Dewe Lestari

Entah mengapa, cerita-cerita pendek milik Dee Lestari di kumcernya Filosofi Kopi, sangat menempel dalam benak saya, termasuk Mencari Herman. Endingnya, sebenarnya sudah diperingatkan di awal cerpen, “Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan.” Sepanjang yang saya ingat, saya ngga pernah mengenal seseorang bernama Herman dalam lingkaran pertemanan saya, dari SD hingga berbagai komunitas yang saya ikuti atau pernah ikuti. Ide mbak Dee disini, mungkin dialami banyak orang, yang tak pernah mengenal nama Herman, kecuali Herman Felani hahaha…

Ingatan by Dewi Ria Untari

Heh… saya kok lupa ini cerita tentang apa ya? Ada selongsong peluru dengan sosok lelaki yang bakal jadi korban. Entahlah. Maafkan dakuuuu :D

Kamis ke 200 by Happy Salma

Saya pernah dengar bahwa Happy Salma yang dulu popular sebagai artis itu menulis buku. Tapi baru kali ini saya menjumpai dan membaca satu ceritanya. Satu cerita yang mengisahkan tentang sebuah keluarga dengan pusat kakek atau Opung di keluarga tersebut. Si Opung yang sepertinya pernah kehilangan satu anggota keluarganya, diciduk oleh pemerintah pada waktu itu, terus menerus membakar semangat keluarganya untuk mengusut si anggota keluarga yang hilang di Kamis ke 200.

Hmmmm… saya kurang tahu kapan cerpen ini ditulis. Apakah masih di jaman Soeharto atau setelah itu, atau kapan? Hmmmmm…. Bagus meski agak roaming buat saya hahahaha…

Sambal Dadak by Icha Rahmanti

Terus terang, saya kok belum pernah mencicip yang namanya sambal dadak ini. Dan setelah sekrol nama penulis di Goodreads, nama penulisnya juga cukup asing buat saya. Well, anggap saja ini sebagai perkanalan. Kisahnya? Hmmmm… bikin saya sedikit uring-uringan dengan karakter utamanya. Wanita dengan titel sekolah yang bergengsi namun gagap dalam melakukan kegiatan domestik sederhana. Apakah dia itu anak sultan yang ngga pernah pergi ke supermarket sekedar membeli sabun cuci baju atau bagaimana? Apakah dia ngga pernah nonton iklan televisi atau melihat sekilas iklan di Koran atau majalah tentang sabun? Bukannya kasihan, saya jadi gondok wkwkwkwk… Kembalikan 10 menit membacakuuuu….

Pagar Soka by Indra Herlambang

Dari sekian cerpen disini, mungkin cerita ini yang membuat saya memberi bintang 4. Kisah seputar kisah cinta di usai senja dipadu dengan mitos yang julid. Ketika kakekmu ingin menikah lagi, dengan janda yang dipercaya sebagai dukun sakti, apakah yang akan kau lakukan? Endingnya, woooowww sekaliii… *saluuutee*

Di Tempatmu Berbaring Sekarang by M. Aan Mansyur

Ketika malam-malam saya ngga bisa tidur, membaca adalah satu terapi agar saya cepat tertidur. Tapi membaca judul ini, saya berpikir bahwa ini bakal menjadi cerita dengan akhir kurang enak yang justru membuat saya tidak bisa tidur. Tapi ternyata saya salah. Nama Aan Mansyur saya kenal dari kumpulan puisinya, Tidak Ada New York Hari Ini dimana banyak puisinya yang berbau galau. Cerpennya disini tidak jauh dari perasaan galau cinta yang tertolak dan cinta yang tak berujung manis. Sebuah kisah cinta segitiga yang manis, namun miris.

Perempuan yang Berumah di Rumpun Bambu by Putu Fajar Arcana

Kembali tentang mitos makhluk penunggu yang sering kali diceritakan berulang dari generasi ke generasi. Misalkan saja makhluk penunggu pohon tua, pohon pisang, pohon mangga yang sudah berusia, dll. Kali ini, makhluk penunggu rumpun bamboo menjadi pusatnya. Eh, saya kok jadi ingat tentang legenda Joko Tarub ya? Ngga gitu nyambung sih. Tapi si ibu itu, apakah ia benar jelmaan makhluk penjaga rumpun bamboo?

Sakura Emas by Sitta Karina

Seorang teman saya nge-fans betul sama penulis satu ini. Sementara saya, baru kali ini membaca satu cerpennya hahaha… Yang sempat mencuri perhatian saya adalah latar belakang Jepang yang selalu saja menarik buat saya. Kei, dari keluarga Jepang harus menjadi pioneer di keluarganya untuk bersekolah di sebuah sekolah bergengsi internasional yang tidak ia sukai. Ketidaknyamanannya berkurang ketika ia bertemu Kania, gadis dari Indoensia. Konflik ketidaksukaan Kei terhadap sekolahnya seperti menguap sejak kehadiran Kania. Lingkar pertemananya dnegan beberapa teman-teman asingnya juga menguap seiring sifat aneh Kania. Hingga pada suatu hari, Kei harus melepas Kania pergi… hmmmmm…? Jika saja ini bukan cerpen, mungkin akan lebih menarik dan mengikat pembaca baru seperti saya. Tapi karena tiba-tiba berhenti begitu saja, dengan eksekusi yang mengambang, saya jadi sebal…

Well, itu tadi review singkat masing-masing cerpen, ada yang special, ada yang biasa saja, ada yang membuat gondok. Nano-nano kan rasanya? Coba baca sendiri aja kalo ngga percaya wkwkwkwk…


0 Response to "Dari Datuk ke Sakura Emas by A. Fuadi, Clara Ng, Asma Nadia, Sitta Karina, dkk"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel