-->

Na Willa dan Hari-hari Ramai by Reda Gaudiamo

Paperback 136 pages

Published 2022 by POST Press

Illustrator: Cecillia Hidayat

Rating: 5/5

Terakhir kali saya membaca Na Willa buku 2 tahun 2023. Ternyata untuk membaca buku ketiganya, saya kudu nunggu 2 tahun. Itupun berkat kado Secret Santa yang dikabulkan oleh Santa saya di tahun 2025 ini. Terakhir kali Na Willa dan keluarga berencana akan pindah rumah dan pindah kota, dari Surabaya ke Jakarta. 

Dan ini ceritanya.

Entah sudah berapa lama Na Willa pindah ke Jakarta hingga ia lupa dengan bahasa Jawa. Dia bahkan lupa wajah teman-temannya waktu di Surabaya. Untuk bahasa, saya cukup memahami, karena dulu waktu di sekolah dasar, saya sempat belajar bahasa Arab, begitu masuk SMP, saya mulai mendapat pelajaran bahasa Inggris, dan lambat laun, kosa kata bahasa Arab yang sudah pernah saya hafal, hilang 🥹 Begitu juga dengan teman-teman lama. Mata saya yang minus ini cukup susah mengenali detil wajah seseorang. Saya lebih mudah menghafal suara seseorang.

Sebagai anak baru di lingkungan baru dan sekolah baru, Na Willa susah mendapat teman baru. Yang ia lakukan di sekolah hanya membaca buku dan menggambar. Waktu saya SD, ada beberapa teman saya yang pilih-pilih teman, dan saya bukan bagian dari circle mereka. Tapi paling tidak saya punya satu teman ngobrol, teman sebangku saya :D Sementara Willa, sepertinya tidak. #peluk Willa

Ada banyak karakter baru di buku ketiga ini. Ada Ibu Entin, pengganti Mbok, Tony dan Teddy, tetangga sebelah rumah baru Willa, dan Dulu Kelabu. Yang disebut terakhir ini adalah teman bulu Willa. Awal ditemukan, bulunya kelabu hingga diberi nama Kelabu. Setelah dimandikan, ternyata warnanya putih. Jadilah namanya Dulu Kelabu hahaha... Di buku ini juga disebutkan tentang penyandang autis. Willa tidak paham mengapa Teddy bertingkah seperti itu. Tapi sebagai pembaca, kita tahu bahwa Teddy penyandang autis. Teddy, adik Tony selalu melakukan sesuatu sesuai dengan jam hariannya; pukul 12 saat adzan Dzuhur adalah makan siang, jika telat, dia akan terus menerus mengingatkan kakaknya, Teddy juga sangat suka berhitung. Apa pun yang ia lihat dia hitung; perkalian, pembagian dan penjumlahan. Na Willa yang kurang suka berhitung, cukup takjub dengan kemampuan Teddy. Pengetahuan Teddy juga sangat luar biasa. Beberapa mengingatkan saya pada buku RPUL hahaha... 

Karakter lainnya adalah adik-adik Willa yang baru lahir: Na Piga dan Ma Migu. Untuk awalan Na ini saya sempat mencari lewat Google. Ada kemungkin awalan Na ini adalah kebiasaan orang Tionghoa. Kedua orangtua Willa sepertinya adalah WNI keturunan. Na sendiri bisa bermakna elegan atau halus. Na diperuntukkan anak perempuan, seperti Willa, dan Na Piga adalah adik perempuan Willa. Ma (mungkin) diperuntukkan anak laki-laki. 

Seperti dua buku Na Willa sebelumnya, cerita-cerita di dalamnya selalu mengingatkan saya pada masa dulu. Buku-buku yang dibaca Willa dan Tony adalah kisah epik Mahabharata. Belum lagi ajakan nonton Pak ke bioskop yang tempat duduknya harus dialasi koran biar ngga digigit kutu hahahaha.... Saya pernah mengalami bioskop seperti ini. Bioskop terbagi beberapa kelas. Film baru akan menempati bioskop kelas 1, kemudian turun ke kelas 2 dan terakhir ke kelas 3. Di koran, jika film baru tayang, gambar posternya paling besar, dan jika sudah tersingkir ke kelas 3, posternya akan mengecil :D 

Meski sudah berlalu cukup lama dari buku ini rilis, tapi saya masih ingin terus membaca kisah-kisah Na Willa berikutnya. Bagaimana jika Willa nanti masuk SMP atau SMA? Apakah gaya berbicaranya akan berubah sesuai umur? Si penulis sangat piawai dalam menulis dengan gaya bahasa anak-anak di Na Willa series. Tidak banyak buku anak-anak dengan gaya bahasa yang gampang dimengerti oleh anak-anak. 

Review Na Willa dan Na Willa dan Rumah dalam Gang.

0 Response to "Na Willa dan Hari-hari Ramai by Reda Gaudiamo"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel