Wrap Up Post: Books I read in 2018
My 2018 year on books |
Sudah lama saya ngga nulis wrap up post. Berbeda dari
tahun-tahun sebelumnya ketika para blogger buku masih antusias saling
berkunjung di blog, ataupun saling membuat reading challenge dan kami
berlomba-lomba mengikuti banyak challenge. Tahun ini, saya hanya mengikuti
challenge di Goodreads. Dari tahun sebelum-sebelumnyanya, saya hanya
menargetkan 70 buku, dan biasanya target saya terpenuhi kadang lebih. Nah tahun
2018 lalu, melihat banyaknya timbunan manga, saya sok memasang target 100 buku.
Dan Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan tepat waktu, meski sedikit terseok di
tengah-tengah.
Melihat deretan buku yang sudah saya selesaikan di tahun
2018, saya menemukan beberapa nama baru yang bisa menjadi penulis favorit,
mengingat saya membaca karyanya lebih dari satu, yaitu Prisca Primasari dan Ken
Terate. Kebetulan semua buku dari mereka, say abaca di Gramedia Digital. Oh ya,
di tahun lalu juga saya mulai membaca beberapa timbunan buku di Google Play
Book. Ada 3 buku yang sudah baca, yaitu Girl on The Train, Life We Bury, dan
Teru Teru Bozu. Semuanya saya dapatkan secara diskon di Play Book hehehe….
Selain itu, saya terbantu menyelesaikan challenge saya
dengan membaca manga series Classroom Assasination. Saya sudah menimbun manga
pinjaman ini sejak tahun 2017! Hahaha… Pokoknya pinjam dulu, baca belakangan.
Saya juga berkenalan dengan mangaka Hiroya Oku, gara-gara satu karyanya
menjadi live action dengan Takeru Satoh, my love, menjadi bintang utamanya, Inuyashiki,
meski antagonis :D Saya juga sedang menimbun manga legendaries Fullmetal
Alchemist. Saya janji bakal membaca sampai tuntas begitu seri manga versi
premiumnya selesai dipublikasikan.
Di awal tahun, saya menyelesaikan seri terakhir Supernova
karya Dee Lestari, yaitu Intelegensi Embun Pagi. Sebaliknya, saya justru
mengawali seri Bilangan Fu milik Ayu Utami, setelah jauh sebelumnya saya justru
sudah membaca sekuelnya, yaitu Maya dan Lalita. Di tahun ini, saya ingin
meneruskan sekuelnya, yaitu Manjali dan Cakrabirawa. Semoga saya kuat membaca
kelanjutan kisah Parang Jati. Oya, kedua buku novel tadi termasuk kategori
berat, IEP berat di jumlah halaman, Bilangan Fu berat di kontennya.
Akhir tahun 2018, saya tiba-tiba memiliki kekuatan untuk
kembali aktif di dunia blogging. Sebelumnya, saya memang masih aktif sih,
dibandingkan teman-teman saya yang rata-rata blognya mati suri wkwkwk… Karena
itulah, saya mencoba menjadi bloghost di satu buku dari Penerbit Diva Press,
Ya, Aku Lari. Ngga terlalu sukses sih dibandingkan dulu ketika giveaway masih
begitu marak diadakan di banyak blog. Mungkin factor blog saya yang kurang popular
ya? Atau review saya yang kurang promo. Saya jadi sedih.
Dari 100 buku yang sudah saya selesaikan, ada 3 buku yang
paling berkesan buat saya:
Saya sudah melihat buku ini sliweran di timeline Goodreads
saya. Buat pembaca buku, katanya wajib membaca buku satu ini. Dari awalnya
membaca di Gramedia Digital, saya bertekad membeli paperback-nya waktu acara
halbolnas Gramedia awal tahun lalu. Dan memang, para pembaca buku, penimbun
buku, atau pembaca buku newbie, harus buku ini. Books are always in our veins. Tsaaahhh…
2.
Semua series Classroom Assasination oleh Yusei
Matsui.
Tadinya, saya hanya ikut-ikutan teman saya membaca manga
sangat popular ini. Saya hanya modal pinjam. Dan seperti yang sudah saya sebutkan
sebelumnya, begitu pinjam, saya hanya menumpuknya begitu saja. Tapi begitu mood
datang, saya langsung jatuh cinta pada Koro sensei dan murid-murid kelas 3E. Sayangnya,
pinjaman saya berhenti di nomor 19. Masih kurang 2 volume lagi. Dan saya bertahan
ngga akan memberi spoiler diri sendiri dengan menonton animenya.
Sebelumnya, saya sudah janjian dengan Ka Cyn untuk membaca
bareng buku tebal ini. Sayangnya, saya terseok di awal, ketinggalan di tengah,
dan tepar di akhir. Sejak mengenal seri Bilangan Fu ini, saya sudah penasaran
dengan pemuda berjari dua belas, Parang Jati. Sosoknya mengingatkan saya akan
Saman di novel Saman. Saya bakal kehilangan sosok ini jika karaketer ini
ditiadakan. Hiksss…
Secara keseluruhan, saya puas dengan pencapaian bacaan saya
di tahun 2018. Tapi rasanya berat untuk mengulangi di tahun 2019 ini. Saya menantang
diri saya sendiri dengan 50 buku saja. Semoga semuanya bisa saya tulis
reviewnya disini.
Akhir kata:
SELAMAT
TAHUN BARU 2019!
TINGKATKAN
POTENSI DIRIMU DI TAHUN INI.
0 Response to "Wrap Up Post: Books I read in 2018"
Post a Comment